Arsip foto - Petugas prakiraan cuaca menunjukkan peta cuaca Bali di BBMKG Wilayah III Denpasar, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (22/3/2024) (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan awan konvektif memicu hujan di wilayah Bali. Hal itu diungkapkan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor dan pohon tumbang,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (31/10).

BBMKG Wilayah III mendata indeks El Nino Osilasi Selatan (ENSO) bernilai minus 0,61 yang berpengaruh terhadap peningkatan pola konvektif di sebagian wilayah Indonesia bagian timur, dari nilai normalnya adalah 0,5.

Baca juga:  Februari 2018, Aset dan DPK Perbankan di Bali Tumbuh Satu Digit

Berdasarkan informasi indeks ENSO dari BMKG, nilai indeks tersebut berada dalam rentang nilai minus 0,5 hingga minus 0,9 yang termasuk kriteria La Nina dengan kategori yang masih lemah.

Kondisi itu terkonfirmasi dengan hasil pengamatan BBMKG Denpasar yang mendata terdapat adanya pola perlambatan angin di sekitar wilayah Bali yang mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif.

BMKG menyebutkan awan konvektif tersebut terlihat lebih terang karena mengandung lebih banyak butiran air dan lebih tebal.

Untuk itu, BBMKG Wilayah III memperkirakan pada 31-02 November 2024, terdapat potensi hujan ringan hingga lebat di sebagian besar wilayah Bali.

Baca juga:  Presiden Bertemu Perwakilan Bank Dunia, Bicarakan Perekonomian Nasional

Kondisi itu juga didukung suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar 28-30 derajat celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga 700 milibar atau 3.000 meter.

Kemudian angin pada 31 Oktober hingga 2 November 2024 diperkirakan bertiup dari arah timur laut-barat daya dengan kecepatan hingga 36 kilometer per jam.

Kemudian tinggi gelombang laut di perairan utara Bali diperkirakan hingga 1,25 meter, kemudian di perairan Selatan Bali, Selat Bali dan Selat Lombok diperkirakan hingga dua meter.

“Nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari waspadai potensi peningkatan kecepatan angin serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter di perairan Bali,” katanya.

Baca juga:  Rakernas PHRI Bahas Dampak OTA Asing Terhadap Pertumbuhan Pariwisata

Kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran, berdasarkan pengamatan BBMKG Denpasar.

Ada pun pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *