NEGARA, BALIPOST.com – Polres Jembrana akan mengamankan ratusan tempat pemungutan suara (TPS) pada pemilihan yang berlangsung 27 November 2024. Dari total 487 TPS yang ada, beberapa di antaranya telah dipetakan masuk kategori rawan dan sangat rawan oleh Polres Jembrana.
Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto, mengungkapkan hal ini dalam Coffee Morning Tahapan Pemilihan Serentak 2024 akhir pekan lalu di Pekutatan. Acara tersebut juga dihadiri Ketua KPU Provinsi Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, Bawaslu Bali, beserta perwakilan Forkopimda dari Provinsi Bali dan Kabupaten Jembrana.
Dalam pernyataannya, AKBP Endang menegaskan kesiapan pihaknya untuk menjaga situasi tetap kondusif selama pelaksanaan pemilu. Prioritas Polres adalah menjaga situasi kondusif di Kabupaten Jembrana. “Kami bersama TNI bersinergi memastikan tahapan pemilu berjalan aman, mulai dari kampanye hingga hari pemungutan suara,” katanya.
Pada tahapan kampanye, Polres Jembrana menerjunkan 290 personel serta 16 anggota Brimob untuk memperkuat pengamanan. Di hari pemungutan suara, Polres Jembrana juga telah menyiapkan pasukan khusus guna mengantisipasi segala potensi gangguan keamanan di TPS. Dari total 400-an TPS, ada dua TPS yang dikategorikan sangat rawan berada di Kecamatan Pekutatan, yaitu di Pasut dan Juwuk Manis. Sangat rawan dikarenakan lokasi geografis TPS tersebut yang jauh. Karena itu pihaknya akan menaruh perhatian dan persiapan antisipasi di TPS sangat rawan ini.
Selain pengamanan TPS, Polres terus berkoordinasi dengan Bawaslu dalam pengawasan logistik pemilu, termasuk menjaga keamanan gudang penyimpanan surat suara. Termasuk saat penertiban APK (alat peraga kampanye) yang direkomendasikan Bawaslu melanggar nanti, untuk pengawalan antisipasi keributan. Kapolres Jembrana berkomitmen mengawal jalannya demokrasi dengan penuh integritas dan sinergi antar-instansi, sehingga masyarakat dapat menggunakan hak pilih mereka dengan tenang.
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan menekankan kepada seluruh jajaran penyelenggara khususnya jajaran KPU untuk menjaga integritas. “Penyelenggara yang paling penting itu integritas, kemampuan teknis itu bisa belajar. Tidak ada hal lain untuk menjaga kepercayaan pada KPU, maka integritas kami tegakkan betul,” terangnya. Semakin masyarakat percaya kepada KPU semakin pemilu lancar. (Surya Dharma/Balipost)