NANCHANG, BALIPOST.com – Makam-makam kuno para kaisar China dan keluarganya sering menjadi obyek jarahan. Namun makam Marquis Liu Han, cucu Kaisar Wu dari dinasti Han yang berada di Utara Kota Nanchang, Jiangxi, China, salah satu perkecualian.
Pemerintah setempat mengambil langkah cepat penyelamatan dengan melakukan penggalian makam seluas hampir 40 ribu meter persegi ini. Alhasil, ditemukanlah sekitar 10 ribu relik, ratusan diantaranya terbuat dari emas.
Semua temuan penggalian para arkeolog sejak 2011 itu, kini bisa dinikmati di Museum of Haihunhou State of Han Dynasty, yang merupakan salah satu destinasi wisata andalan Nanchang Jiangxi. Museum yang berdiri diatas lahan seluas 10 meter persegi ini, memadukan nilai sejarah dan teknologi.
Selain menampilkan relik-relik yang menunjukkan kemajuan peradaban dinasti Han yang disebutkan berkuasa pada 202 SM – 25 M, juga tersaji tampilan teknologi virtual tentang pembangunan makam Liu Han sang Marquis, sebutan untuk pejabat yang kedudukan setingkat di bawah raja. Sementara Haihunhou adalah sebutan yang diberikan kepada Liu Han karena hanya menjabat menjadi kaisar selama 27 hari lalu digulingkan karena dianggap kurang bakat dan moral.
Setelah digulingkan Liu Han kemudian diasingkan dan menjadi raja di Haihun, nama kuno dari wilayah yang kini dikenal dengan nama Jiangxi. HaiHun dalam catatan sejarah China merupakan kerajaan yang sangat kecil, hanya berpenduduk sekitar 4000 kepala keluarga.
Namun karena merupakan cucu dari seorang kaisar terkenal, maka saat meninggal Liu Han dimakamkan dengan bekal kemegahan dan kemewahan. Peti jenazah Liu Han selain dilengkapi dengan batu-batu giok juga ratusan koin emas.
Relik emas yang ditemukan masing-masing berupa 285 batangan, 48 buah berbentuk tapal kuda, 25 buah berbentuk kuku Kilin dan 20 piring emas.
Di kompleks makam Liu Han ini selain makam anggota keluarganya, juga terdapat makam empat ekor kuda yang dilengkapi perhiasan emas.
Banyak lagi koleksi museum yang menarik untuk dieksplore. Seperti stempel kerajaan berukuran kecil dari giok, pedang, alat musik, tempat lilin berbentuk angsa yang unik dan peralatan masak dari tembaga berbagai ukuran dan bentuk.
Bendesa Adat Celukan Bawang, Wayan Darmika, salah satu delegasi asal Bali yang diundang Konjen China berkunjung ke Provinsi Jiangxi mengatakan dari ribuan relik, ia justru sangat tertarik dengan ribuan keping uang kepeng (pis bolong) yang terpajang di ruang museum yang resmi dibuka setelah pemugaran, sekitar September 2023 ini. Darmika baru pertama kali melihat uang kepeng yang jumlahnya mungkin mencapai ratusan ribu keping. “Tiyang (Saya) paling tertarik dengan tumpukan ratusan ribu keping pis bolong ini, karena menunjukkan bahwa benar Bali dan China punya hubungan yang sangat erat. Baru pertama kalinya tiyang melihat tumpukan pis bolong banyak sekali,” katanya sambil menunjukan ke tumpukan uang kepeng kuno koleksi museum.
Darmika merasa beruntung ikut delegasi dan menyampaikan terima kasih kepada Konjen China atas undangannya.
Pemerintah Jiangxi menegaskan bahwa keberadaan Museum Haihunhou ini bukan untuk mengejar keuntungan melainkan lebih memperkenalkan tentang kemajuan peradaban masyarakat China terutama di Jiangxi. Penataannya dimulai dari penyediaan areal parkir yang sangat luas, jalanan yang mulus hingga penggunaan teknologi virtual canggih. Pengunjung akan dibuat nyaman saat mengagumi sisa reruntuhan makam Liu Han sang Marquis. (Nyoman Winata/balipost)