Warga menggelar permainan megoak-goakan. (BP/dokumen)

DENPASAR, BALIPOST. com – Banyak permainan tradisional Bali yang mulai ditinggalkan dan jarang dimainkan, terutama oleh generasi Z. Padahal, di zaman dulu, anak-anak biasa bermain permainan tradisional ini dengan teman-temannya.

Kondisi mulai jarangnya permainan tradisional Bali ini dimainkan diungkap dalam diskusi yang digelar serangkaian Kongres Kebudayaan Bali IV 2024 yang digelar Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Salah satu narasumber yaitu, Kadek Wahyudita, S.Sn., M.Sn., mengatakan dulunya permainan tradisional sering kali dilakukan di ruang-ruang publik, namun seiring dengan perubahan zaman ruang tersebut semakin pudar.

Selain itu Wahyudita juga mengatakan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan dua payung hukum untuk melindungi keberadaan permainan tradisional Bali saat ini. Pada Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 yaitu tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2020 yaitu Tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Perjuangkan UMKM Karangasem Dapat Dana Stimulus

Namun ada beberapa permainan tradisional Bali, masih dimainkan hingga saat ini. Berikut beberapa permainan tradisional yang masih ada sampai saat ini, yang dilansir dari berbagai sumber:

1. Meong-meongan

Salah satu permainan tradisional di Bali, yang masih saat ini dimainkan oleh anak-anak. Permainan yang diiringi dengan lagu meong-meong dan menggambarkan seekor kucing atau meng yang sedang mencoba menangkap seekor tikus atau bikul.

Yang biasanya, dimainkan lebih dari 8 orang pemain. Di dalam permainan tersebut, 1 orang menjadi meongnya (kucing) dan 1 orang menjadi bikulnya (tikus), sedangkan untuk yang lainnya bertugas untuk melindungi si bikul dari si meng.

Pemain lainnya membentuk sebuah lingkaran setelah itu si bikul berada didalam tengah lingkaran tersebut, sedangkan si meng berada di luar lingkaran itu, lalu si meng berusaha untuk menangkap si bikul dari luar lingkaran sampai dapat. Sambil diiringi dengan lagu meong-meong.

Baca juga:  Pemprov Susun Skema Bantuan untuk Pekerja Pariwisata Terdampak COVID-19

2. Megowak-gowakan

Merupakan permainan yang dimainkan oleh 2 kelompok, yang di setiap kelompoknya terdiri dari 5 sampai 11 orang pemain. Di permainan ini, satu kelompok menjadi goaknya sedangkan yang lagi satu menjadi mangsanya.

Pemain yang menjadi ekor di kelompok goak, yang dimana kelompok mangsa memiliki tujuan untuk menangkap ekor goak tersebut atau menangkap pemain yang berada pada baris paling belakang dari kelompok lawannya. Kelompok yang pertama kali bisa menangkap ekor lawan akan menjadi pemenangnya.

3. Melayangan

Permainan yang dilakukan saat waktu-waktu tertentu, yang biasanya dimainkan saat musim layangan pada bulan Mei hingga September atau Oktober. Permainan ini bisa dimainkan oleh satu orang maupun berkelompok tergantung besar kecilnya layangan yang diterbangkan.

4. Matembing

Baca juga:  Sejumlah Negara Kembali Terapkan Karantina, WHO Minta Lebih Agresif Tangani COVID-19

Permainan yang masih dimainkan sampai saat ini, terutama oleh anak laki-laki. Permainan yang menggunakan uang logam dan alat penembing, seperti menggunakan pecahan genteng atau batu pipih. Permainan ini dimainkan minimal oleh 5 hingga 6 orang. Dimana permainan ini dimainkan di pasir atau tanah yang tidak keras.

5. Gangsing

Permainan yang dilakukan dengan cara melilitkan tali pada bagian atas gasing, lalu melempar dan menariknya kembali tali tersebut untuk bisa membuat gangsing itu berputar. Gangsing yang berputar paling lama dia lah pemenangnya. Permainan ini bisa dilakukan oleh 1 orang atau lebih, jika permainan ini dijadikan pertandingan jumlah pemain adalah berkelompok dengan setiap kelompok 4 sampai 6 orang.

Jadi itulah 5 permainan tradisional bali yang masih dimainkan hingga saat ini. Apakah salah satunya ada yang masih kamu mainkan? (Ni Wayan Linayani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *