Ketua KPU Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra. (BP/Par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung akan menyelenggarakan debat publik ketiga pada Jumat (22/11).

Debat terakhir ini akan digelar di The Trans Resort Bali, Seminyak, Kuta, Badung, dengan fokus pada tema kebhinekaan dan kesejahteraan di Badung.

Ketua KPU Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra, saat dihubungi pada Rabu (20/11), mengonfirmasi bahwa debat ketiga, yang merupakan debat terakhir bagi pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Badung, akan dilaksanakan di lokasi tersebut.

Baca juga:  Debat Perdana Pilkada Tabanan, Dua Paslon Adu Program untuk Tabanan Maju

“Debat ketiga tetap di The Trans. Kali ini mengangkat tema Memperkokoh Kebhinekaan untuk Mewujudkan Badung yang Sejahtera,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa debat ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai program dan visi-misi paslon. Debat akan dibagi menjadi empat subtema: pluralisme, ekonomi, hukum, dan kualitas sumber daya manusia.

“Seperti debat sebelumnya, kami telah menyiapkan panelis dari sejumlah perguruan tinggi, seperti Universitas Udayana, Warmadewa, UNR, dan Mahadewa. Ini adalah sesi debat terakhir sebelum memasuki masa tenang,” tambahnya.

Baca juga:  Vaksin Ketiga Tingkatkan Imunitas Sepuluh Kali Lipat Terhadap Infeksi

Yusa Arsana juga menyatakan bahwa persiapan pemilihan pada 27 November mendatang sudah dilakukan, termasuk simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Simulasi tersebut mencakup pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, serta Bupati dan Wakil Bupati.

Dalam simulasi yang dilaksanakan di TPS 04 dan melibatkan 558 pemilih, ditemukan adanya penumpukan kedatangan pemilih. Untuk mencegah hal serupa pada hari pemilihan, KPU Badung akan melakukan evaluasi. Penumpukan ini dapat menyulitkan proses pemungutan suara jika pemilih datang secara bersamaan. Oleh karena itu, rencana pembagian kedatangan pemilih ke dalam beberapa sesi akan diterapkan.

Baca juga:  Suyadinata Jadi Bapak Asuh 10 Siswa Tak Mampu di Badung

“Diperlukan manajemen waktu yang baik serta penyampaian informasi yang jelas kepada pemilih. Misalnya, mengatur kedatangan pemilih dalam kelompok tertentu, seperti 100 pemilih pertama datang pukul 07.00 WITA, kelompok kedua pukul 07.20 WITA, dan seterusnya. Kami akan mengevaluasi ini sesuai dengan kondisi yang ada,” jelasnya.

Simulasi ini juga melibatkan petugas PPS, PPK, dan KPPS, sehingga dapat dijadikan laboratorium untuk mempelajari langsung pelaksanaan kegiatan di TPS. (Parwata/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *