DENPASAR, BALIPOST.com – Potensi pengembangan startup atau perusahaan rintisan di Bali cukup tinggi. Sebab, dilihat dari ekosistem penunjangnya, Bali yang merupakan destinasi wisata dunia ini termasuk cukup lengkap. Demikian mengemuka dalam roadshow NextDev ke-10 yang diselenggarakan di Denpasar, Kamis (21/11).
Menurut General Manager Corporate Social Responsibility Telkomsel Andry P. Santoso pihaknya sudah menggelar roadshow NextDev ke-10 ini di 3 kota lain, yakni Bandung, Makassar, dan Batam. Denpasar merupakan kota keempat dan terakhir dari roadshow NextDev ini. “Animo di Bali luar biasa. Itu lah kenapa Bali dijadikan satu destinasi untuk beragam kegiatan CSR yang dilakukan Telkomsel,” jelasnya.
Menurut GM Consumer Business Region Bali Nusra Telkomsel, Mulyadi Indra, merupakan kebanggaan Bali selalu dimasukkan dalam roadshow NextDev selama 10 tahun. “Kuncinya adalah konsisten. Kami melihat NextDev ini bukan hanya ajang kompetisi tapi ajang kolaborasi, sharing ide,” ujarnya.
Ia mengatakan Bali banyak memiliki startup yang bergerak di bidang teknologi. Telkomsel pun dikatakannya bergerak melakukan transformasi di bidang digitalisasi.
“Kami sudah menyiapkan infrastruktur yang mendukung lifestyle. Salah satunya melakukan gelaran 5G di Badung dan Denpasar. Teknologi 5G sangat mendukung perkembangan industri digital karena latensinya yang rendah. Tidak tertutup kemungkinan bisa dikembangkan, masih ada 7 kabupaten lain yang akan dievaluasi, mana yang di-scale up,” paparnya.
Ia menantang para pelaku usaha yang memiliki fokus di bidang teknologi untuk memanfaatkan ekosistem yang sudah dibangun Telkomsel. “Keunikan bisa menjadi selling point untuk menjadikan nama baik Bali ke tingkat nasional. Banyak konten lokal yang sudah diangkat, banyak keunikan. Bali merupakan pintu masuk turis mancanegara dan ini strategik yang harus kita tangkap bersama,” ajaknya.
Ditambahkan Manager CSR Education and Public Community Development Telkomsel, Hadi Sucipto, ekosistemnya komplit di Bali, baik itu UMKM maupun digital startup. Untuk hub digital startup juga sudah mulai dikembangkan oleh pemerintah di Bali. “Yang kita dengar, Bali akan dijadikan Silicon Valley-nya Indonesia. Mudah-mudahan bisa terwujud,” katanya.
Dijelaskan, dalam NextDev ada tiga tahapan yang dilakukan. Tahap pertama adalah talent scouting atau mencari talenta startup lewat roadshow yang dilakukan di 4 kota. “Dengan roadshow ini kita bisa melakukan kurasi langsung dari yang mendaftar,” paparnya.
Masih di tahap talent scouting, pendaftar akan dibagi dalam 3 bidang; productivity enhancement, emerging technology, dan digital lifestyle. Masing-masing bidang ini dikurasi sebanyak 8 startup sehingga akan terjaring 24 startup. Kemudian akan dipilih lagi sebanyak 10 startup untuk masuk tahap selanjutnya.
Tahap kedua adalah inkubasi atau NextDev Academy. Sebanyak 10 startup terpilih akan diberikan pelatihan sehingga mereka bisa menghasilkan sebuah skema bisnis yang dipresentasikan dalam tahap ketiga, yakni NextDev Summit. “Di Summit nanti, mereka akan bertemu dengan juri dan ekosistem digital yang ada. Di situ ada investor dan pelaku digital yang berpotensi berkolaborasi, termasuk ekosistem digital milik Telkomsel,” jelasnya.
Salah satu alumni NextDev, Hermanto yang merupakan Founder SLAB mengatakan keikutsertaan di NextDev merupakan pengalaman paling berharga untuk latihan pitching dan mengelola tim yang bagus. “Ada banyak banget mentor-mentor yang bagus dari NextDev Academy sampai NextDev Summit. Pengalamannya gak kehitung banget,” ujarnya.
Kolaborasi diakui Hermanto juga makin terbuka dengan keikutsertaan mereka di NextDev.
Hadi mengungkapkan SLAB yang merupakan startup bidang permainan atau gim ini merupakan salah satu pelaku digital economy dari Bali yang dinilai memiliki potensi untuk berkembang. Selain SLAB, ada beberapa alumni NextDev yang juga berasal dari Bali, salah satunya FishGo yang sudah berhasil dikomersialkan. (Diah Dewi/balipost)