Dr. Desak Made Febri Purnama Sari, SE., MM. (BP/Istimewa)

Oleh Dr. Desak Made Febri Purnama Sari, SE., MM

Generasi Z (Gen Z) adalah mereka yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. Sebagai generasi yang tumbuh sepenuhnya di era digital, Gen Z memiliki karakteristik unik dalam pola pikir, preferensi, dan perilaku konsumtif. Kehadiran teknologi yang begitu melekat dalam kehidupan mereka, mulai dari penggunaan smartphone hingga interaksi di media sosial (medsos), menjadikan perilaku konsumsi mereka berbeda dari generasi sebelumnya, seperti Generasi X atau Milenial.

Salah satu ciri utama perilaku konsumtif Gen Z adalah tingginya ketergantungan mereka pada teknologi dan medsos sebagai alat yang memberi pengaruh. Sebagian besar Gen Z menghabiskan waktu di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, di mana mereka menemukan tren, ulasan produk, dan konten promosi yang dikemas secara kreatif. Hal ini memengaruhi cara mereka memutuskan untuk membeli suatu produk atau layanan.

Generasi ini cenderung mempercayai ulasan dari pengguna nyata, termasuk influencer, lebih dari iklan tradisional. Selain itu, Gen Z memiliki kebiasaan konsumsi yang sangat personal. Mereka tidak hanya membeli produk berdasarkan kebutuhan, tetapi juga berdasarkan bagaimana produk tersebut mencerminkan identitas mereka.

Baca juga:  Pariwisata Bali Tiarap

Misalnya, pakaian, gadget, atau bahkan makanan yang mereka beli sering kali dipilih karena sesuai dengan citra yang ingin mereka tampilkan di medsos. Di sinilah konsep fear of missing out (FOMO) memainkan peran penting. Keinginan untuk selalu mengikuti tren terbaru atau memiliki barang yang sedang populer mendorong perilaku konsumtif yang kadang impulsif.

Meski cenderung konsumtif, Gen Z memiliki nilai-nilai yang menjadi pedoman mereka dalam memilih produk atau layanan. Salah satu nilai utama adalah keberlanjutan (sustainability). Generasi ini lebih sadar terhadap isu lingkungan dan sosial dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung memilih produk yang ramah lingkungan, menggunakan bahan daur ulang, atau diproduksi oleh perusahaan yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan. Selain itu, inklusivitas menjadi salah satu nilai yang diperhatikan oleh Gen Z.

Baca juga:  Konsep Keberlanjutan dalam Bisnis

Mereka cenderung mendukung merek yang menunjukkan keberagaman dan keadilan sosial. Hal ini terlihat dari meningkatnya minat mereka terhadap merek yang mempromosikan inklusivitas gender, ras, dan budaya. Konsumsi bagi Gen Z bukan hanya tentang mendapatkan produk, tetapi juga mendukung nilai-nilai yang mereka percayai.

Beberapa kategori produk yang menjadi fokus utama konsumsi Gen Z meliputi: teknologi, fashion, hiburan, serta makanan & minuman (makmin). Teknologi seperti gadget terbaru (smartphone, laptop, atau aksesoris teknologi), fashion seperti pakaian yang stylish dan sesuai dengan tren terkini, hiburan seperti konser, bioskop, dan layanan streaming, serta makanan dan minuman di mana Gen Z tertarik pada makanan unik yang “Instagramable” serta produk yang sehat atau berbahan organik.

Meskipun sering dianggap konsumtif, Gen Z memiliki kesadaran yang lebih baik terhadap pengelolaan keuangan dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka lebih cenderung menggunakan aplikasi keuangan untuk memantau pengeluaran, mencari diskon, atau bahkan berinvestasi. Banyak dari mereka juga terlibat dalam usaha kecil atau pekerjaan lepas untuk mendukung gaya hidup mereka. Namun, pola konsumtif yang tinggi juga membawa risiko, seperti kecenderungan untuk berbelanja impulsif akibat pengaruh tren medsos. Beberapa Gen Z mungkin merasa kesulitan mengelola keuangan jika tidak memiliki kontrol yang baik atas pengeluaran mereka.

Baca juga:  KPU Punya Kewajiban Literasi dan Libatkan Gen Z Dalam Politik

Bagi pelaku bisnis, Gen Z adalah segmen pasar yang penuh tantangan sekaligus peluang. Mereka menuntut lebih dari sekadar produk; mereka mencari pengalaman, nilai, dan keterlibatan. Untuk menarik perhatian Gen Z, merek perlu memanfaatkan teknologi secara maksimal, seperti menggunakan medsos sebagai platform utama pemasaran dan menyediakan pengalaman belanja yang personal melalui aplikasi atau situs web. Selain itu, merek harus menunjukkan komitmen terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang relevan. Transparansi dalam proses produksi, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan kampanye yang mendukung nilai-nilai inklusivitas dapat menjadi daya tarik utama bagi Gen Z.

Penulis adalah Dosen Fak. Ekonomi & Bisnis (FEB) Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *