Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc. (BP/Istimewa)

Oleh Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc

Penguatan Tridharma Perguruan Tinggi adalah langkah fundamental untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi di Indonesia. Tridharma Perguruan Tinggi mencakup tiga pilar utama: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Masing-masing aspek ini memiliki peran vital dalam menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang berdaya saing dan berdampak positif bagi Masyarakat.

Pendidikan menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja melalui kurikulum yang relevan dan adaptif. Kurikulum harus terus diperbaharui agar sesuai dengan perkembangan industri dan tantangan global, seperti revolusi industri 4.0 dan perubahan sosial. Pendidikan harus mengintegrasikan keterampilan teknis dan keterampilan lunak (soft skills) agar lulusan siap menghadapi dunia kerja.

Kurikulum harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman, termasuk Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, sehingga lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat dengan mendorong inovasi dan kolaborasi dengan riset yang berdampak dimana penelitian di perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada publikasi ilmiah, tetapi juga solusi nyata untuk masalah nasional dan global, seperti ketahanan pangan, energi terbarukan, dan perubahan iklim. Sinergi antara perguruan tinggi dan dunia usaha/industri harus terus diperkuat untuk menciptakan inovasi yang aplikatif dan membuka lapangan kerja baru.

Pendidikan tinggi harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T). Program seperti beasiswa dan dukungan infrastruktur digital sangat penting. Teknologi harus dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pendidikan tinggi melalui pembelajaran daring, micro-credentials, dan hybrid learning

Baca juga:  Radendra dan Sadiartha Jabat Pengurus Pusat ABP-PTSI

Peningkatan Kualitas PTS

PTS memiliki peran yang besar, mengingat jumlahnya yang banyak dan distribusinya yang luas di berbagai wilayah. Untuk mendukung hal ini, beberapa langkah strategis dapat diambil: Pendanaan yang Lebih Baik: Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh PTS adalah keterbatasan dana. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan akses PTS terhadap berbagai sumber pendanaan, baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun lembaga internasional. Selain itu, PTS perlu didorong untuk mengembangkan sumber daya keuangan mandiri melalui penelitian, hibah, dan kerja sama dengan industri.

Peningkatan kualitas dosen merupakan faktor krusial dalam peningkatan kualitas pendidikan di PTS. Oleh karena itu, program pelatihan dan pengembangan untuk dosen harus diperkuat, termasuk pelatihan dalam metodologi pengajaran yang modern, penguasaan teknologi pendidikan, dan kemampuan dalam melakukan penelitian yang berkualitas.

PTS juga perlu didorong untuk melakukan kolaborasi dengan PTN dan lembaga internasional dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas pengajaran. Kolaborasi dengan PTN: Kerja sama yang lebih erat antara PTS dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dapat memperkaya sumber daya, terutama dalam hal riset, pengembangan kurikulum, dan peningkatan kualitas pendidikan.

Kolaborasi ini bisa mencakup pertukaran dosen, program magang bersama, serta penelitian dan pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen dan mahasiswa dari kedua jenis perguruan tinggi. Peningkatan Infrastruktur dan Teknologi: Dalam era digital ini, akses terhadap teknologi dan infrastruktur yang memadai sangat penting. PTS perlu didorong untuk berinvestasi dalam teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendukung pembelajaran jarak jauh, pengelolaan data akademik, serta meningkatkan efisiensi operasional.

Baca juga:  Sebarkan Foto Telanjang Mahasiswinya, Oknum Dosen Diadili

Akreditasi dan Standar Pendidikan: PTS harus didorong untuk memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan oleh BAN-PT dan terus memperbaiki akreditasi program studi. Proses akreditasi ini sangat penting untuk memastikan kualitas pendidikan yang dihasilkan oleh PTS. Selain itu, pengembangan kurikulum yang berbasis pada kebutuhan industri dan perkembangan teknologi akan sangat mendukung relevansi dan daya saing lulusan.

PTS perlu lebih terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan oleh pemerintah. Melalui program ini, PTS dapat meningkatkan relevansi kurikulum dan mempersiapkan mahasiswa dengan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja, serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan dunia industri. Dengan langkah-langkah strategis ini, PTS dapat meningkatkan kualitasnya dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap sistem pendidikan tinggi di Indonesia.

Standar yang seimbang dalam regulasi untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sangat penting agar mereka dapat tumbuh dengan sehat, menjaga mutu pendidikan, serta tetap fleksibel untuk berinovasi. Berikut adalah beberapa prinsip penting dalam pengembangan regulasi yang seimbang: Fleksibilitas dengan Pengawasan yang Tepat: Regulasi yang diterapkan harus memberikan ruang bagi PTS untuk mengembangkan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan lokal, regional, dan nasional.

Baca juga:  Politik Hukum dan Ekonomi

Di sisi lain, pengawasan yang tepat dan terukur harus dilakukan untuk memastikan kualitas pendidikan yang dihasilkan tetap tinggi. Misalnya, penerapan akreditasi yang transparan dan berkala untuk mengevaluasi standar pendidikan dan pengajaran yang ada di PTS. Meskipun PTS memerlukan fleksibilitas, regulasi harus memastikan bahwa pendidikan yang diberikan oleh PTS sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan oleh pemerintah.

Regulasi juga harus menciptakan iklim yang mendukung inovasi, baik dalam pembelajaran maupun dalam manajemen PTS. Ini bisa mencakup pengembangan metode pembelajaran yang lebih dinamis, program-program berbasis riset, serta aplikasi teknologi pendidikan yang lebih maju. PTS juga perlu didorong untuk menciptakan kemitraan dengan industri dan lembaga penelitian untuk memperkuat relevansi pendidikan dengan dunia kerja.

Regulasi harus mengatur agar PTS memiliki sistem manajerial yang efisien. Ini mencakup pengelolaan keuangan, administrasi akademik, serta hubungan dengan stakeholders lainnya seperti pemerintah dan masyarakat. PTS untuk berinovasi dalam pengelolaan institusi tanpa mengorbankan kualitas pendidikan. PTS memiliki karakteristik yang beragam sesuai dengan visi dan misi masing-masing. Regulasi harus menghargai keanekaragaman ini, memberikan ruang bagi PTS untuk mengembangkan kekuatan dan identitasnya masing-masing.

Penulis, Rektor Bali Dwipa University

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *