Kondisi pesisir Mongala, Desa Kusamba, setelah terjadi abrasi. (BP/Istimew)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pesisir Pantai Mongalan, Desa Kusamba, Klungkung, kian parah karena cuaca buruk dalam sepekan terakhir. Gelombang pasang mengancam empat unit rumah di pesisir itu, hingga satu rumah sudah rusak diterjang gelombang pasang.

Kepala Dinas PUPRPKP Klungkung, I Made Jati Laksana, Minggu (8/12), mengatakan pihaknya sudah mengetahui kerusakan pesisir Mongalan, setelah dihantam gelombang pasang sejak terjadi anomali cuaca awal November. Dia bersama aparat desa dan masyarakat sekitar, juga sudah turun ke lokasi untuk memastikan situasi terkini dan mengambil langkah-langkah penanganan. Karena situasinya sudah amat membahayakan bagi warga.

“Kami sudah berkoordinasi ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida dan juga mengajukan proposal untuk segera mendapatkan penanganan. Sebelum berkoordinasi dengan BWS, kami juga sudah turun ke lokasi bersama aparat desa,” katanya.

Baca juga:  Lakalantas di By Pass Mantra, Mahasiswa Tewas

Jati menambahkan, BWS Bali-Penida juga sudah sempat turun ke lokasi ini, 5 Desember lalu. Menurut informasi hasil dari kunjungan tersebut, Jati Laksana menegaskan pesisir Pantai Mongalan ini akan ditangani secara darurat menggunakan geobag.

Geobag adalah wadah berbentuk seperti bantal yang dibuat dari jahitan kain geotekstil woven atau nonwoven. Geobag ini akan dipasang di pesisir itu, untuk menahan sementara laju gelombang pasang di pesisir tersebut, agar abrasi tidak terjadi semakin parah.

Baca juga:  Pilkada Klungkung Nihil Calon Perseorangan

“Penggunaan geobag ini akan dikerjakan setelah tanggal 14 Desember, setelah purnama atau menunggu air surut,” tegasnya.

Penanganan secara darurat menggunakam geobag ini, setidaknya akan mampu mencegah kerusakan lebih parah di lokasi, sambil menunggu realisasi proposal yang dikirim ke BWS Bali Penida, untuk pembuatan tanggul pengaman pantai yang permanen. Ia berharap proposal itu mendapat atensi khusus oleh pemerintah pusat dan segera dapat dianggarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Sebab, selain untuk mengamankan pesisir Mongalan dari abrasi, juga untuk menjaga keberlangsungan aktivitas petani garam dari warga setempat di sekitar pesisir tersebut.

Sebelumnya, satu unit rumah warga rusak akibat diterjang gelombang pasang di pesisir tersebut. Selain merusak rumah, akses jalan menuju tempat pembuatan garam juga terputus.

Baca juga:  Korban Jiwa Gempa Maroko Capai Ribuan Orang, WNI Tak Terdampak

Menurut penuturan warga I Wayan Ngetis, gelombang pasang paling parah terjadi pada Rabu dan Kamis pekan lalu. Satu rumah yang rusak itu diketahui milik Wayan Tika. Dia sementara terpaksa meninggalkan rumahnya dan numpang di rumah kerabat, karena rumahnya sudah rusak parah dan perabotan rumah tangganya ikut terbawa gelombang.

Cuaca buruk disertai gelombang pasang ini diprediksi terus terjadi hingga awal Januari 2025. Sehingga warga berharap langkah penanganan yang akan dilakukan pemerintah, agar segera dapat direalisasikan. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *