Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M.
Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) telah lewat seminggu. Meski hasil resmi belum diumumkan oleh KPU, untuk Gubernur Bali Periode 2024-2030 sudah bisa dipastikan dimenangkan pasangan I Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta sesuai hasil hitungan cepat. Rivalnya pun sudah mengakui kemenangan Koster Giri dari berbagai pernyataan di media.
Kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur adalah kali kedua, sedangkan pasangannya Giri Prasta sebagai Wakil Gubernur adalah periode pertama. Sebagai Gubernur Bali di periode pertama, Koster telah mencatatkan jejak penting dalam pembangunan Bali. Program unggulan seperti Nangun Sat Kerthi Loka Bali, telah menjadi fondasi kuat untuk memajukan Bali secara berkelanjutan. Program ini berhasil memadukan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan budaya.
Bali dikenal sebagai pusat budaya dunia dengan tradisi yang kaya dan unik. Dalam kepemimpinan Koster-Giri Prasta, pelestarian budaya tentu akan menjadi salah satu prioritas utama. Dukungan terhadap upacara adat, seni tradisional, dan sistem kemasyarakatan seperti banjar telah memberikan dampak positif dalam menjaga identitas Bali. Namun, masyarakat berharap ada upaya yang lebih kuat untuk menghadapi modernisasi tanpa meninggalkan akar budaya. Misalnya, pengembangan pendidikan berbasis budaya lokal yang mencakup nilai-nilai Tri Hita Karana bisa menjadi salah satu inovasi penting. Selain itu, dukungan terhadap seniman lokal dan penguatan desa adat sebagai pusat kebudayaan Bali dinilai perlu untuk ditingkatkan.
Pembangunan Berkelanjutan
Dalam beberapa tahun terakhir, Bali telah mengambil langkah progresif menuju pembangunan berkelanjutan. Komitmen Bali untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2045 adalah salah satu tonggak utama yang digagas di bawah kepemimpinan Koster. Dalam hal ini, masyarakat Bali berharap agar upaya pelestarian lingkungan terus menjadi prioritas.
Program-program seperti pelarangan plastik sekali pakai dan pengelolaan sampah berbasis sumber telah menunjukkan hasil yang positif. Namun, masyarakat menginginkan implementasi yang lebih luas, mencakup semua kabupaten/kota di Bali. Penggunaan energi terbarukan, perlindungan kawasan hutan, dan revitalisasi sistem irigasi tradisional subak diharapkan menjadi fokus utama, mengingat pentingnya sektor pertanian dan lingkungan dalam menjaga keseimbangan ekosistem Bali.
Pascapandemi Covid-19, Bali masih dalam tahap pemulihan ekonomi. Meski pariwisata telah kembali bergeliat, masyarakat berharap kepemimpinan Koster-Giri Prasta dapat mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tersebut. Pengembangan sektor-sektor seperti pertanian, ekonomi kreatif, dan perikanan tentunya menjadi harapan besar bagi masyarakat.
Kebijakan yang memprioritaskan kesejahteraan petani dan nelayan melalui penyediaan akses pasar yang lebih luas, teknologi modern, dan subsidi yang tepat sasaran diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi. Selain itu, tantangan sosial seperti pengangguran, kemiskinan, dan stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang memerlukan perhatian serius.
Program pemberdayaan masyarakat miskin melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan diharapkan mampu menciptakan peluang kerja baru, terutama bagi generasi muda di pedesaan.
Kesenjangan pembangunan antara Bali Selatan dengan wilayah lain seperti Bali Utara dan Bali Timur masih menjadi perhatian utama. Dalam kepemimpinan mendatang, masyarakat berharap agar pemerataan pembangunan menjadi prioritas. Infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya tentu harus terus ditingkatkan di seluruh wilayah Bali. Pembangunan transportasi massal yang modern, saat ini menjadi aspirasi banyak masyarakat untuk mengatasi kemacetan di daerah pariwisata. Selain itu, peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan di daerah terpencil menjadi harapan besar untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat setempat.
Sebagai pemimpin yang dikenal dekat dengan masyarakat, Wayan Koster dan Giri Prasta diharapkan tetap menjaga gaya kepemimpinan yang responsif terhadap aspirasi rakyat. Masyarakat Bali menginginkan dialog yang lebih intensif antara pemerintah dan warga, sehingga kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan di lapangan.
Selain itu partisipasi aktif generasi muda dalam pembangunan Bali juga menjadi harapan masyarakat. Dengan melibatkan pemuda dalam pengambilan keputusan dan pemberdayaan di berbagai sektor, Bali dapat memanfaatkan potensi besar dari sumber daya manusia lokal.
Harapan besar masyarakat Bali terhadap kepemimpinan Koster-Giri Prasta tidak lepas dari visi mereka untuk mewujudkan Bali Era Baru yang sejahtera, harmonis, dan berkelanjutan. Dengan melanjutkan program-program unggulan yang telah dirintis, memperbaiki kekurangan, dan merangkul semua elemen masyarakat, Koster-Giri Prasta diyakini mampu membawa Bali menuju masa depan yang lebih cerah.
Masyarakat Bali percaya bahwa di bawah kepemimpinan mereka, Pulau Dewata akan terus menjadi contoh harmoni antara modernisasi dan tradisi, serta kesejahteraan yang merata bagi seluruh warganya. Harapan ini tidak hanya untuk lima tahun ke depan, tetapi juga demi masa depan Bali yang abadi.
Penulis, Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar