Kapal Jatra yang memiliki kapasitas besar akan dioperasikan untuk arus Nataru di Penyeberangan Gilimanuk - Ketapang. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperkuat persiapan operasional lintasan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, yang menjadi penghubung utama antara Jawa dan Bali. Dengan prediksi adanya kenaikan jumlah kendaraan, pengelola layanan penyeberangan antarpulau ini melakukan upaya strategis guna memastikan kelancaran layanan selama periode puncak mobilitas masyarakat.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, mengatakan untuk jalur penyeberangan Ketapang Gilimanuk menyiapkan 57 kapal dan 16 dermaga untuk melayani lonjakan penumpang. Termasuk kapal jumbo yang disiapkan adalah KMP Jatra II. Kapal ini sekali muat mampu mengangkut hingga 100 kendaraan. Selain itu, tiga kapal tambahan diajukan untuk memperkuat armada selama Nataru.

Baca juga:  ForBALI Desak Penetapan KKM Teluk Benoa Segera Dilakukan

“Kami juga mengoptimalkan sistem tiket online Ferizy dan menerapkan ‘delaying system’ untuk mengatur lalu lintas menuju pelabuhan. Ini bagian dari upaya kami memastikan layanan tetap lancar,” ujar Shelvy belum lama ini.

Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 20-21 Desember dan 24 Desember 2024, sementara arus balik diperkirakan pada 29-30 Desember 2024 dan 1 Januari 2025. Penyesuaian jadwal keberangkatan dilakukan secara fleksibel oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).

Di Pelabuhan Ketapang, kapasitas parkir diperluas hingga mampu menampung 1.670 kendaraan kecil. Fasilitas tambahan meliputi 26 loket, 110 kamera pengawas (CCTV), dan posko kesehatan. Sementara itu, Pelabuhan Gilimanuk kini memiliki kapasitas parkir untuk 1.335 kendaraan kecil, 19 loket, 87 CCTV, serta dermaga LCM baru yang meningkatkan daya tampung kendaraan.

Baca juga:  Gubernur Koster Tinjau Pelayanan Publik di Kantor UPTD PPRD Provinsi Bali di Karangasem

Untuk mencegah penumpukan kendaraan, ASDP bersama Kepolisian dan pihak terkait menyiapkan area penyangga (buffer zone) di beberapa lokasi strategis. Lokasi ini meliputi Grand Watudodol dan Terminal Sritanjung untuk di Ketapang, serta UPPKB Cekik di Gilimanuk dan Terminal Kargo, Gilimanuk.

Layanan Ferizy ditingkatkan dan menerapkan sistem “geofencing” untuk memastikan pembelian tiket hanya dilakukan oleh agen resmi. Masyarakat disarankan membeli tiket secara online dengan jarak minimum 2,65 km dari Pelabuhan Ketapang dan 2 km dari Pelabuhan Gilimanuk.

Baca juga:  Dibanding Sehari Sebelumnya, Tambahan Kasus COVID-19 Bali Naik Lebih dari 2 Kali Lipat

Sementara untuk di Gilimanuk difokuskan pada tumpukan kendaraan saat arus balik baik Natal dan Tahun Baru. Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, penumpukan kendaraan akan terjadi setelah Tahun Baru. Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Oktamawan Abrianto, Senin (9/12) kemarin mengatakan untuk persiapan khusus di Gilimanuk yang menjadi titik sentral arus balik Nataru, Satlantas Polres Jembrana menyiapkan pola pengaturan lalin untuk keluar masuk Pelabuhan.

Dengan kantong parkir di Terminal Kargo (patung Gelung Kori) dan setelah itu diurai ke gang-gang Kelurahan Gilimanuk menuju Pelabuhan. Upaya ini antisipasi penumpukan kendaraan di areal parkir Pelabuhan Gilimanuk. (Surya Dharma/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *