DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya sertifikasi halal, terutama pada industri fesyen. Sebab, potensi pasar busana Muslim sangat besar.
“Industri fesyen dan kriya memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia. Selain memberikan kontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sektor ini juga memiliki nilai tambah yang tinggi untuk ekonomi kreatif tanah air,” ujarnya Jumat (13/12).
Bali sebagai destinasi wisata terkemuka, lanjutnya, dikenal dengan kekayaan seni dan kerajinan tradisionalnya yang luar biasa. Ia menilai Bali juga perlu pengembangan industri fesyen dan kriya.
Hal ini sangat relevan, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dalam upaya memperkuat identitas budaya Indonesia yang kental. “Di tengah persaingan global yang semakin ketat, kita harus terus menggali dan memanfaatkan peluang yang ada, salah satunya di bidang fesyen Muslim,” ujarnya.
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy yang dirilis Dinar Standard, belanja busana Muslim global pada 2022 mencapai USD 318 miliar. Diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 428 miliar (Rp6.670 triliun) pada tahun 2027.
“Sayangnya Indonesia belum maksimal memanfaatkan peluang ini,” ujarnya.
Saat ini Indonesia masih berada di peringkat 9 terbesar pengekspor produk fesyen ke pasar muslim global dengan nilai USD0,54 miliar USD (Rp 8,6 Triliun) pada 2022. Indonesia ada di bawah China (18,58 miliar USD), Turki (3,02 miliar USD), India (2,81 miliar USD), Italia (2,13 miliar USD), Vietnam (1,23 miliar USD), Bangladesh (1 miliar USD), Spanyol (0,98 miliar USD), dan Prancis (0,54 miliar USD).
Maka dari itu, pihaknya mengembangkan pusat unggulan (center of excellence) di Bali untuk mendukung IKM fesyen dan kriya, guna meraih peluang ini dengan optimal. Layanan pusat unggulan ini akan menjadi pusat, pelatihan, dan pendampingan bagi para pelaku industri fesyen dan kriya di seluruh Indonesia, khususnya di Bali. “Saya berharap fasilitas ini dapat membuka peluang besar bagi pengembangan keterampilan, inovasi, dan daya saing produk lokal di pasar global,” ujarnya.
Melalui peningkatan kualitas dan kapasitas IKM, ia yakin industri fesyen dan kriya Indonesia dapat semakin dikenal dan diminati di pasar internasional. (Citta Maya/balipost)