DENPASAR, BALIPOST. com – Bali merupakan salah satu tujuan wisata paling terkenal di dunia, memiliki berbagai keindahan alam, mulai dari pantai hingga wilayah pegunungan yang sejuk. Jika kalian berlibur ke Bali, gak ada salahnya mencoba mengunjungi desa wisata yang jumlahnya cukup banyak di Bali.
Di sana, kalian bisa merasakan pengalaman yang berbeda karena suasananya lebih tenang, asli, dan kaya akan nilai-nilai budaya. Desa-desa wisata di Bali menjadi alternatif ideal bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi lebih dari sekedar menikmati keindahan alam, tetapi juga merasakan kedekatan dengan tradisi, adat, dan kearifan lokal yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Berikut 5 rekomendasi Desa Wisata di Bali yang wajib kalian kunjungi, dikutip dari berbagai sumber:
1. Desa Penglipuran
Desa Penglipuran di Bali adalah contoh nyata bagaimana masyarakat Bali dapat hidup harmonis dengan alam dan budaya mereka. Desa ini terkenal dengan keindahan alam dan budaya tradisionalnya yang masih terjaga, serta kebersihannya yang luar biasa.
Berikut fakta menarik tentang desa ini:
– Desa Terbersih Ketiga di Dunia: Desa Penglipuran dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia, menempati peringkat ketiga setelah Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda. Kebersihan dan tata kelola desa yang terjaga dengan baik menjadi daya tarik utama.
– Konsep Tata Ruang Tri Mandala: Desa Penglipuran menerapkan konsep tata ruang Tri Mandala, yaitu pembagian wilayah desa menjadi tiga bagian: nista mandala (wilayah rendah), madya mandala (wilayah tengah), dan utaman mandala (wilayah tinggi). Konsep ini mencerminkan hierarki sosial dan spiritual masyarakat Bali.
– Masyarakat yang Harmonis: Masyarakat Desa Penglipuran dikenal dengan keramahan dan kekompakan. Mereka hidup rukun dan saling menghormati, serta menjaga tradisi dan budaya lokal.
– Hutan Bambu Pelindung Desa: Desa Penglipuran dikelilingi oleh hutan bambu yang berfungsi sebagai kawasan resapan air dan pelindung desa dari angin kencang. Hutan bambu ini juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar.
– Karang Memadu (Hukuman Adat untuk Poligami): Desa Penglipuran memiliki aturan adat yang ketat, salah satunya adalah larangan poligami. Bagi pria yang ingin memiliki lebih dari satu istri, mereka akan diasingkan ke Karang Memadu. Kata “Karang” berarti tempat, dan “Memadu” berarti berpoligami. Jadi, Karang Memadu adalah tempat pengasingan bagi mereka yang ingin melakukan poligami.
2. Desa Pedawa
Desa wisata Pedawa terletak di Kecamatan Banjar, Kbupaten Buleleng, Bali, Indonesia. Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata yang menawarkan suasana alam pedesaan yang masih asri dan tradisional.
Desa wisata Pedawa awalnya adalah sebuah desa kecil yang terletak di dataran tinggi Bali Utara. Namun, pada tahun 2011 desa ini mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat melalui pariwisata.
Desa wisata Pedawa memiliki kebun kopi, yang kemudian hasil dari kebun kopi tersebut diproduksi oleh Masyarakat desa dan dijual di berbagai tempat.
3. Desa Selumbung
Desa Selumbung merupakan desa yang berlokasi di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Desa ini menerapkan pengembangan wisata berbasis budaya. Oleh karenanya berbagai kebudayaan lokal turut dilestarikan secara berkelanjutan. Berbagai objek wisata turut dikembangkan dan menjadi daya Tarik tersendiri bagi desa wisata Selumbung.
Atraksi wisata yang ada terbagi menjadi atraksi wisata alam dan atraksi wisata budaya. Untuk wisata alam, kalian bisa mengunjungi Air Terjun Yeh Labuh, Tibu Tengah dan Bukit Selumbung atau dikenal dengan nama Selumbung Hill.
Atraksi wisata budaya yang ada seperti Bukit Dolkaso dan berbagai kegiatan seperti upacara Ngusaba Puseh, upacara Mesegeh, Adu Telur atau Gocek Tahu serta juga ada pertunjukkan seperti Wayang Wong dan Gambuh.
Di sana kamu juga bisa melakukan aktifitas seperti trekking, menenun, memanen madu, memanen tuak, mematung, dan menari hingga cooking class.
4. Desa Jatiluwih
Desa Wisata Jatiluwih adalah sebuah desa di Tabanan, Bali, yang terkenal dengan pemandangan sawah teraseringnya yang indah dan sistem irigasi tradisional Subak, yang diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Jatiluwih terletak di lereng Gunung Batukaru, memberikan suasana sejuk dan asri. Desa ini juga menawarkan pengalaman wisata budaya dan alam, seperti trekking, bersepeda, serta mengenal kehidupan masyarakat lokal yang masih memegang erat tradisi pertanian.
Selain itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan hijau yang luas serta ketenangan alam pedesaan yang menenangkan.
5. Desa Tenganan Pegringsingan
Desa Tenganan Pegringsingan merupakan desa Bali Aga tertua yang ada di Karangasem dengan tradisi dan adat yang unik. Bentuk ukuran pekarangan, bangunan dan Pura, memiliki ukuran dan tata letak yang relatif sama. Itu karena penduduk desa menerapkan kebijakan “sama rasa sama rata”, bagi semua orang yang tinggal di dalam desa ini.
Banyak tradisi rutin yang memikat rasa penasaran wisatawan, yaitu: Ritual Perang Pandan (Makare-kare), Tari Rejang, dan Tradisi Ayunan Jatra. Masyarakat Desa Tenganan memiliki ciri khas tidak mengenal kasta, tidak mengenal tradisi Ngaben, tidak merayakan hari raya Nyepi, Galungan, dan Kuningan. (Beatrix Irenia/balipost)