RSJ Provinsi Bali di Bangli. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali kini telah berganti nama menjadi Rumah Sakit Manah Shanti Mahottama. Rumah sakit yang berlokasi di Kelurahan Kawan, Bangli itu sudah berdiri hampir seabad lamanya.

Fasilitas kesehatan itu dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda. Berdasarkan data Bali Post, awalnya sempat tidak diketahui pasti kapan Rumah Sakit Manah Shanti Mahottama dibangun.

Berkat penelusuran I Dewa Gede Basudewa, Sp.KJ, selaku pimpinan RSJP Bali saat itu, akhirnya ditemukan data pasti kapan berdirinya rumah sakit tersebut.

Basudewa saat diwawancara Bali Post beberapa waktu lalu mengungkapkan penemuan hari lahirnya RSJ Provinsi Bali berawal dari ketidaksengajaanya menanyakan banyaknya pohon leci yang tumbuh di sekitaran sekolah Gurukula, di Kelurahan Kubu, Bangli.

Keberadaan pohon leci itu sama seperti pohon leci yang ada di RSJ. Penasaran dengan itu, Basudewa kemudian menelusuri sejarah berdirinya RSJP Bali. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa pada tahun 1933 di Kabupaten Bangli terdapat pembangunan rumah perawatan jiwa dalam bahasa Belanda.

Hanya saja tidak ada ada dokumen lengkap mengenai hal tersebut. “Sehingga saat itu penelusuran saya berhenti di sana,” ungkapnya dalam wawancara beberapa waktu lalu.

Baca juga:  Magnet PKB Masih Besar di Masa Pandemi

Kemudian pada 2019 dirinya kembali mencoba melanjutkan penelusuran sejarah berdirinya RSJP Bali. Basudewa yang kebetulan berkunjung ke Gurukula, mendapat informasi dari mantan Bupati Bangli I Nengah Arnawa bahwa dulunya di Kelurahan Kubu terdapat tempat perawatan untuk pasien jiwa yang disebut koloni.

“Sepanjang perjalanan saya lihat banyak leci, sehingga saya tanya ke Pak Arnawa ada hubungan apa dengan RSJ. Kemudian dikatakan bahwa di Kubu itu dulunya ada koloni, tempat perawatan untuk pasien jiwa yang kondisinya sudah lebih baik dan bisa bekerja. Dan ayah dari pak Arnawa menjabat sebagai kepala di sana,” jelasnya.

Berbekal informasi itu, ia pun makin merasa tertantang untuk menelusuri sejarah berdirinya RSJP Bali. Penelusuran sempat terkendala pandemi covid-19 pada 2020.

Kemudian setelah pandemi mereda, dr. Basudewa mendatangi lembaga Arsip Nasional untuk mencari data sejarah. “Dibantu pihak arsip di sana saya akhirnya berhasil menemukan bundelan arsip pendirian RSJ di Bali. Karena berbahasa Belanda, saya minta bantuan dicarikan penerjemah,” ujarnya.

Baca juga:  Penataan Pantai Tanjung Benoa Dikeluhkan Warga

Berdasarkan arsip itu akhirnya diketahui bahwa RSJP Bali dibangun pada 19 Desember 1929. Pembangunan dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pembangunan RSJ di Bangli menggunakan sisa dana pembangunan rumah sakit lepra di Denpasar senilai 6 ribu gulden.

“Dari situ kemudian saya berpikir kenapa ada data pada 1933 dibangun tempat perawatan jiwa di Bangli, ternyata setelah saya telusuri lagi pada tahun itu adalah pembangunan koloni yang di Kubu,”kata Basudewa.

Dari hasil penelusuran itu lah kemudian dr. Basudewa dibantu rekannya menyusun naskah telahaan untuk kemudian disampaikan kepada Gubernur Bali. Pada 2023 Gubernur Bali mengeluarkan keputusan tentang penetapan hari lahir RSJP Bali pada 19 Desember 1929.

Ganti Nama

Pada 24 Desember 2024, RSJP Bali secara resmi berganti nama menjadi Rumah Sakit Manah Shanti Mahottama. Nama baru rumah sakit tersebut diluncurkan secara resmi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, di Aula RSJ Provinsi Bali.

Baca juga:  Petugas Kebersihan Positif COVID-19, Keluarganya Di-tracing

Direktur RSJ, dr. Ni Wayan Murdani, menjelaskan bahwa proses perubahan nama Rumah Sakit telah melalui beberapa tahapan diskusi (FGD) dengan melibatkan instansi-instansi terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Bangli, lembaga, akademisi, dan para tokoh Masyarakat yang menghasilkan usulan-usulan nama baru.

Dengan memperhatikan unsur adat, budaya dan agama dalam upaya pelestarian budaya diputuskan nama baru Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali adalah Rumah Sakit Manah Shanti Mahottama yang secara harfiah mengandung arti Manah berarti pikiran atau jiwa, Shanti berarti kedamaian dan ketenangan, serta Mahottama berarti yang terbaik atau paling utama. “Pada intinya, kesehatan jiwa kita adalah prioritas utama dalam kehidupan ini untuk mencapai kebahagian,” kata Murdani.

Rebranding/pergantian nama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali merupakan salah satu upaya untuk mengurangi stigma negatif terhadap para ODGJ. Diharapkan dengan perubahan nama kedepan memudahkan rumah sakit dalam mengembangkan layanan-layanan baru guna meningkatkan akses pelayanan Kesehatan dan meningkatkan kemandirian Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *