Suasana di Desa Adat Jenah, Denpasar. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Desa adat merupakan benteng seni dan budaya Bali. Maka dari itu, segala sumber daya seni dan budaya di desa adat perlu dibina dan dikembangkan agar lestari. Menyadari kekuatan besar tersebut, Bendesa Adat Jenah I Wayan Kariasa didampingi Prajuru Adat Jenah I Nyoman Cakra, mengatakan di desa adat tak punya sumber ekonomi yang besar sehingga masih memerlukan bantuan pemerintah untuk pembinaan sekaa-sekaa seperti sekaa baleganjur, sekaa santi, komunitas ngelawang, dan sekaa seni lainnya.

Desa adat yang terdiri dari satu banjar adat ini, selain membutuhkan dana pembangunan bale banjar dan parhyangan juga memerlukan dukungan untuk memajukan seni dan budaya. Terutama sekaa teruna, pihaknya memberikan support untuk seni baleganjur, seni tari.

Baca juga:  Pilkada, Calon Perseorangan di Denpasar Wajib Kumpulkan 39.452 Dukungan

Ia mengatakan terdiri dari 142 KK yang notabene jumlah krama pendatang dengan krama wed hampir sama, tak menyebabkan pihaknya berkecil hati. Dengan sumber daya manusia yang dimiliki, ia yakin dapat mengembangkan seni dan budaya di desa adat. “Seni tari bisa berjalan, jika dibina dari pemerintah kota. Sekaa baleganjur juga ada, dan berupaya mengikuti setiap lomba yang dilaksanakan,” imbuhnya.

Selain itu, Desa Adat Jenah mengadakan pasraman setiap tahun dengan anggaran desa adat sesuai anjuran pemerintah. Kegiatan ini pun berupaya konsisten dilakukan agar desa adat dapat berperan membentuk karakter generasi muda di desa.

Baca juga:  Kasus Korupsi PTSL, Oknum Bandesa Minta "Uang Jalan"

Ia menegaskan kegiatan seni dan budaya di desa adat berupaya diperkuat dengan anggaran yang ada dan berharap dukungan dari pemerintah. “Pemerintah perlu membina ke desa-desa adat agar seni budaya bisa berkembang minimal para yowana tahu cara dan aturannya agar bisa melestarikan seni dan budaya agar bisa berkembang,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *