METRO DEWATA - Bus Trans Metro Dewata memasuki areal untuk menaik turunkan penumpang di Terminal Ubung, Denpasar. Angkutan ini disiapkan sebagai moda tranportasi publik dalam upaya mengurangi kemacetan lalu lintas. (BP/Eka adhiyasa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Layanan bus Trans Metro Dewata (TMD) resmi dihentikan pada 1 Januari 2025. Penghentian operasional transportasi publik yang melayani kawasan Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar ini menimbulkan protes di masyarakat yang mengandalkan bus berwarna merah ini untuk mobilitas sehari-hari.

Bahkan, salah seorang pengguna setia TMD, Dyah Rooslina, memprakarsai petisi di situs Change.org yang bejudul “Lanjutkan Operasional Bus Trans Metro Dewata Sebagai Transportasi Publik di Bali”. Petisi ini menekankan bahwa dengan berhentinya layanan TMD, banyak pengguna yang akan dirugikan, terutama pekerja, pelajar, pedagang dan wisatawan yang bergantung pada layanan transportasi umum tersebut.

Baca juga:  MKD Panggil Rieke Diah Pitaloka Soal Penolakan PPN 12 Persen

Diakses pada Kamis (2/1), petisi itu telah mendapatkan lebih dari 12.000 tanda tangan. Hal ini mencerminkan dukungan masyarakat yang menolak penghentian operasional Trans Metro Dewata.

Saat adanya pengumuman berhentinya pengoperasian Trans Metro Dewata di akun Instagram @transmetrodewata, banyak netizen yang menyatakan kekecewaannya. Mereka banyak yang sedih karena sudah biasa menggunakan layanan TMD.

“Sedih karena TMD berhenti beropeerasi dan kecewa sama pemprov bali di kasih waktu 5 tahun sama pemerintah pusat biar bisa ambil alih pengelolaan transpotasi umum malah menyepelekan, dri pemprov bali emang ga niat menyediakan tranportasi umum” ungkap pemilik akun instagram @adheirawan62.

Baca juga:  Persadha Nusantara Gagas Petisi Bebaskan Tersangka Ngaben di Sudaji

Kesedihan yang sama diungkapkan oleh pemilik akun instagram @neng_neeza yang telah menggunakan bus ini sejak awal, “Giliran orang udah terbiasa, malah di hentikan.. kemaren penyuluhan sampe 2 tahun loh pdhal awal2 muncul… sedih bgt ngikutin dari jaman gratis sampe sekarang harus stop oprasional” tulisnya. (Cahya Dwipayanti/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *