Sejumlah anak sekolah memungut sampah di Pantai Kuta, Badung dalam kegiatan bersih sampah laut yang diselenggarakan Sabtu (4/1). (BP/par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa timbulan sampah domestik pada 2023 mencapai 56,63 juta ton. Namun, tingkat pengelolaannya baru menyentuh angka 30 persenan, tepatnya 39 persen.

Dengan kata lain, 60 persenan dari total sampah masih tidak dikelola dengan baik. “Kita menghadapi kenyataan bahwa lebih dari separuh dari 550 tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping. Padahal, sistem ini telah dilarang berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,” ujar Hanif Faisol di sela bersih-bersih sampah laut pada Sabtu (4/1).

Baca juga:  Pemotor yang Tewas di Ubung Ditemukan 500 Meter dari Lokasi Hanyut

Ia menegaskan, kegagalan dalam meningkatkan sistem pengelolaan sampah akan membawa dampak luas terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Peningkatan emisi gas rumah kaca, pencemaran air, udara, serta tanah menjadi ancaman yang semakin nyata.

“Pantai Kuta adalah contoh dari tantangan yang kita hadapi, di mana sampah laut yang mencemari perairan,” tambahnya.

Pemerintah, lanjut Hanif, terus mendorong penerapan pendekatan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular dan pengurangan sampah di sumbernya. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dinilai sebagai kunci utama untuk mempercepat peralihan menuju sistem pengelolaan yang lebih berkelanjutan.

Baca juga:  Masyarakat Antusias Saksikan Kirab Bendera Merah Putih dan Teks Proklamasi ke IKN

Dengan tantangan yang semakin kompleks, pemerintah berencana memperluas penerapan teknologi pemrosesan sampah ramah lingkungan serta memperketat pengawasan terhadap TPA yang masih melanggar aturan. “Tanpa langkah konkret, ancaman terhadap ekosistem laut dan kualitas hidup generasi mendatang akan semakin besar,” pungkas.

Sosialisasi dan edukasi publik juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Perubahan perilaku dalam memilah dan mengurangi sampah sejak dari rumah adalah bagian penting dari solusi jangka panjang yang harus diwujudkan bersama.

Baca juga:  Hari Juang TNI AD, Perkuat Kemanunggalan dengan Rakyat

Pengelolaan sampah saat ini masih menjadi tantangan serius di tingkat global dan nasional. Berdasarkan laporan Global Waste Management Outlook 2024, sebanyak 38 persen sampah di dunia belum dikelola dengan baik. Hal ini berdampak signifikan terhadap perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, serta pencemaran laut yang terus memburuk. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *