Kondisi jalan rusak di Jalan Denpasar-Gilimanuk meski telah dilakukan pemeliharaan kembali muncul lubang. Jalan ini sudah lebih dari 5 tahun belum diperbaiki. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Ruas jalan nasional Denpasar-Gilimanuk belakangan kembali banyak muncul lubang. Kondisi tersebut sering dikeluhkan para pengguna jalan dan terkadang menimbulkan kecelakaan. Meskipun pada akhir tahun lalu sudah dilakukan pemeliharaan dengan menambal, namun lubang kembali muncul dengan cepat terutama setelah hujan.

Pemicu kondisi jalan nasional ini cepat rusak di antaranya faktor umur. Jalan yang menjadi jalur transportasi darat utama dari Jawa-Denpasar ini sudah lebih dari 5 tahun belum ada perbaikan paket. PPK 1.2 BPJN Provinsi Bali, I Made Mardita, Senin (6/1) mengakui kondisi jalan yang sudah uzur sebagai salah satu pemicu selain faktor cuaca. “Jalan ini sudah lebih dari 5 tahun belum ada penanganan, baru sebatas pemeliharaan,” katanya.

Baca juga:  Syarat Usia Cakada Harus Terpenuhi Saat Penetapan Paslon

Sehingga meskipun dilakukan pemeliharaan dengan menambal, akan kembali muncul lubang di tempat lain atau di lokasi yang sama. Terlebih ketika diguyur hujan bahkan hingga menggenang.

Faktor yang lain pemicu kerusakan jalan adalah beban kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Jalan Denpasar Gilimanuk merupakan satu-satunya akses transportasi kendaraan barang baik dari Jawa ke Bali maupun ke NTB dan NTT. Ketika beban kendaraan melebihi tonase ditambah kondisi hujan, maka struktur aspal akan cepat rusak.

Baca juga:  Patah As Panjang, Truk Bermuatan Besi Sebabkan Kemacetan di Jalan Denpasar-Gilimanuk

“Tahun ini ada beberapa titik pekerjaan, seperti di kawasan Melaya, Banyubiru, Penyaringan, Kerambitan dan ada pemeliharaan di Pulukan,” kata Mardita.

Diharapkan pemeliharaan bisa segera rampung sebelum arus Lebaran yang beberapa bulan lagi dan bisa mengatasi lubang-lubang serta perbaikan jalan.

“Rencana kita akhir Januari bisa mulai, masih menunggu revisi anggaran agar bisa digunakan. Sebelum Idul Fitri minimal tidak ada lobang di jalan dan perbaikan yang prioritas,” tambahnya.

Baca juga:  Gara-gara Ini, Truk Pengangkut Bawang Terguling di Mendoyo

Total pemeliharaan sepanjang 5,8 km terdiri atas 18 segmen. Beberapa titik jalan menjadi perhatian lebih karena kondisi jalannya yang belum ada selokan dan rawan tergenangi air seperti di Pulukan, Kecamatan Pekutatan. Selain penanganan perbaikan jalan nasional, juga dilakukan pemeliharaan jembatan di jalan nasional di antaranya jembatan Biluk Poh, Penyaringan. Namun pemeliharaan lebih ke alur sungai, agar ketika meluap air tidak menerjang atau merusak jembatan. (Surya Dharma/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *