TABANAN, BALIPOST.com – Persoalan sampah menjadi tantangan besar di banyak daerah, termasuk di Kabupaten Tabanan yang harus mengelola sekitar 300 ton sampah setiap harinya. Untuk mengatasinya, Pemerintah Kabupaten Tabanan mengedepankan strategi pemilahan sampah dari sumber sebagai solusi utama.
Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, menegaskan bahwa insinerator, meskipun terlihat sebagai alternatif cepat, bukanlah prioritas. “Bayangkan seberapa besar insinerator yang diperlukan dan berapa banyak APBD yang harus dihabiskan. Saat ini saja, biaya pengelolaan sampah sudah mencapai Rp13 miliar per tahun. Insinerator hanya akan menambah beban biaya dan risiko kesehatan jangka panjang akibat polusi,” ujar Sanjaya, Senin (6/1).
Dengan komposisi sampah organik sebesar 60 persen dan 20 persen sampah daur ulang, pemilahan dari sumber menjadi langkah efektif yang dapat mengurangi volume sampah ke TPA. Tabanan telah memiliki banyak Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang berfungsi untuk memilah dan mengolah sampah.
“Dari sampah organik, kita bisa menghasilkan pupuk kompos untuk seluruh taman kota dan keperluan pertanian. Jika semua pihak berperan aktif dalam pemilahan, volume sampah yang dibuang ke TPA bisa berkurang secara signifikan,” jelasnya.
Pengalaman buruk dari kebakaran TPA menjadi pengingat bahwa solusi pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan dapat menimbulkan dampak serius. “Kita sudah merasakan dampak buruk asap kebakaran TPA. Insinerator hanya akan menambah risiko kualitas udara yang buruk di masa depan,” tegas Sanjaya.
Sebagai gantinya, pemerintah fokus pada edukasi masyarakat untuk memilah sampah dari rumah. Langkah ini tidak hanya membantu pengurangan sampah secara berkelanjutan tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui daur ulang dan kompos.
Meski masih menghadapi tantangan, seperti minimnya kesadaran masyarakat, strategi ini dinilai sebagai langkah jangka panjang yang lebih ekonomis dan sehat. Pemerintah Kabupaten Tabanan terus mendorong kolaborasi semua pihak untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.
“Dengan pemilahan dari sumber, kita bisa mengatasi masalah sampah secara berkelanjutan tanpa harus menguras anggaran besar. Ini adalah investasi untuk lingkungan dan masa depan Tabanan,” tutup Sanjaya. (Puspawati/balipost)