Pemulung berada di TPA Suwung, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST. com – Pulau Bali merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di dunia. Namun, seiring makin banyaknya wisatawan yang berkunjung, Bali dihadapkan pada meningkatnya volume sampah.

Jumlah sampah yang terus meningkat setiap tahunnya mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) di berbagai wilayah.  Berikut adalah 8 TPA utama di Bali yang selama ini menjadi andalan untuk menampung sampah yang dihasilkan masyarakat:

1. TPA Suwung 

TPA Suwung, sebagai TPA terbesar di Bali, berdiri sejak tahun 1980-an di Denpasar Selatan dengan luas sekitar 32 hektare. TPA ini menerima 1.100–1.200 ton sampah per hari dari wilayah Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).

Namun, saat ini TPA Suwung menghadapi masalah over kapasitas dengan tinggi tumpukan sampah yang mencapai 35 meter. Pemerintah berencana menutup TPA ini pada 2026 dan mengalihkan sebagian pengelolaan sampah ke fasilitas lainnya, seperti TPA Temesi di Gianyar.

2. TPA Peh (Jembrana)

TPA Jembrana berdiri sejak tahun 1993-an yang berlokasi di Banjar Peh, Desa kaliakah, Kabupaten jembrana. TPA Peh melayani sekitar wilayah Jembrana dengan kapasitas harian sebanyak 30–40 ton.

Kini TPA ini sedang direvitalisasi untuk meningkatkan efisiensi, sementara pemerintah daerah terus mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah mandiri.

Gunungan sampah di TPA Peh, Jembrana. (BP/Dokumen)

3. TPA Butus (Karangasem) 

TPA Butus, yang terletak di Desa Bhuana Giri, Kabupaten Karangasem, telah beroperasi sejak 2003.

Dengan luas sekitar 2 hektar, TPA ini dirancang untuk menampung sampah dari wilayah sekitarnya. Setiap hari, TPA Butus menerima kiriman sampah sekitar 40 hingga 50 ton, terutama dari Kota Amlapura dan desa-desa sekitarnya.

Baca juga:  Lima Pohon Tumbang di Badung, Timpa Mobil hingga Pos Polisi

Saat ini, TPA Butus menghadapi masalah kapasitas yang hampir penuh, dengan volume sampah mencapai 95 persen dari total kapasitasnya. Mengingat peningkatan volume sampah yang terus terjadi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem berencana memperketat pembuangan sampah ke TPA Butus, hanya menerima sampah residu yang telah dipilah.

Tumpukan sampah di TPA Butus. (BP/Istimewa)

4. TPA Mandung (Tabanan)

TPA Mandung, yang terletak di Desa Sembung Gede, Kabupaten Tabanan, beroperasi sejak 1992. Dengan luas sekitar 2,75 hektare, TPA ini dirancang untuk menampung sampah dari wilayah Tabanan dan sekitarnya.

Setiap hari, TPA Mandung menerima sekitar 100 hingga 110 ton sampah, yang sebagian besar berasal dari rumah tangga. Saat ini, TPA Mandung menghadapi masalah kelebihan kapasitas (overload).

Pada Juli 2023, dilaporkan bahwa TPA ini kemungkinan hanya mampu menampung sampah selama satu tahun lagi jika tidak ada solusi penanganan yang efektif. Kondisi ini diperparah dengan peningkatan volume sampah pasca-hari raya, yang mencapai peningkatan hampir 30 persen dari biasanya.

Sampah menggunung di TPA Mandung, Tabanan. (BP/Dokumen)

5. TPA Sente (Klungkung)

TPA Sente terletak di Desa Pikat, Kabupaten Klungkung. Dinamakan TPA Sente karena lokasinya berada di Dusun Sente, salah satu dusun di Desa Pikat. TPA ini telah beroperasi sejak 1990 dan memiliki luas sekitar 98 are.

Pada awalnya, TPA Sente mampu menampung sekitar 10 truk sampah per hari. Namun, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan volume sampah, kapasitasnya meningkat menjadi 35 hingga 40 truk per hari, setara dengan 40 hingga 50 ton sampah harian.

Baca juga:  Seorang PMI asal Bangli Dipulangkan Pasca Gempa di Turki

Kondisi ini menyebabkan TPA Sente mengalami over capacity dan menumpuknya sampah hingga mencapai ketinggian 10 meter.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Klungkung membangun Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center Gema Santi di Desa Kusamba pada 12 Desember 2017. TOSS Center ini dirancang untuk mengolah sampah organik dan mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Sente.

Sebelum adanya TOSS Center, TPA Sente menerima sekitar 44 truk sampah per hari. Setelah TOSS Center beroperasi, jumlah truk sampah yang masuk ke TPA Sente berkurang menjadi hanya 13 truk per hari.

TPA Sente masih beroperasi dengan kapasitas terbatas, dan upaya pengelolaan sampah terus dilakukan melalui program TOSS Center dan pemilahan sampah dari rumah tangga untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA.

Aktivitas pemilahan sampah di TPA Sente. (BP/dok)

6. TPA Bangklet (Bangli)

TPA Bangklet dioperasikan sejak pertengahan tahun 2000-an. TPA ini melayani wilayah Bangli dan sekitarnya, yang berlokasi di Desa Landih, Kecamatan Bangli.

Sama seperti TPA lainnya, TPA di Bangklet juga menghadapi tantangan lahan yang terbatas. TPA ini memiliki daya tampung lebih kecil dibandingkan TPA lainnya karena hanya melayani wilayah Bangli dan sekitarnya.

Diperkirakan TPA ini menerima 50 ton sampah per harinya. Untuk mencegah terjadinya overload, pemerintah setempat mulai mendorong masyarakat untuk mempraktikkan pengelolaan sampah mandiri melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Seorang pemulung sedang menyortir sampah di TPA Bangklet, Bangli. (BP/Dokumen)

7. TPA Temesi (Gianyar)

TPA Temesi terletak di Desa Temesi, Kabupaten Gianyar, Bali. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 25 Juni 2004 dengan kapasitas awal 4 ton sampah per hari.

Baca juga:  Pengamanan KTT AIS, Pesawat Hingga Kapal Tempur Dikerahkan

Seiring waktu, kapasitas TPA Temesi meningkat menjadi 50 ton sampah per hari pada Desember 2009. Namun, pada 2024, volume sampah yang diterima mencapai sekitar 450 ton per hari, jauh melebihi kapasitas yang tersedia.

Kondisi ini menyebabkan TPA Temesi mengalami over kapasitas, dengan tumpukan sampah yang tidak merata dan menimbulkan bau tidak sedap. Masyarakat setempat telah mengusulkan agar desa-desa lain di Gianyar secara bergilir menjadi lokasi TPA untuk mengurangi beban TPA Temesi.

Untuk saat ini, TPA Temesi masih beroperasi dengan kapasitas terbatas, dan upaya pengelolaan sampah terus dilakukan untuk mengatasi masalah over kapasitas dan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Suasana di TPA Temesi. (BP/dok)

8. TPA Bengkala (Buleleng) 

TPA Bengkala terletak di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Bali dan merupakan pembuangan sampah terbesar di kabupaten buleleng. TPA ini mulai beroperasi pada tahun 2004 dengan kapasitas awal 4 ton sampah per hari.

Seiring waktu, volume sampah yang masuk ke TPA Bengkala meningkat signifikan. Pada tahun 2021, tercatat sekitar 100 ton sampah masuk ke TPA setiap hari, jauh melebihi kapasitas yang tersedia.

Untuk mengatasi masalah over kapasitas, Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana memperluas lahan TPA Bengkala seluas 1,7 hektar. Rencana ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penampungan sampah dan memperbaiki sistem pengelolaan sampah di daerah tersebut.

Sejumlah warga berada di TPA Bengkala. (BP/Istimewa)

Kini TPA Bengkala masih beroperasi dengan kapasitas terbatas dan terus berupaya mengatasi masalah over kapasitas, salah satunya peningkatan sistem pengelolaan sampah. (Ni Wayan Linayani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *