JAKARTA, BALIPOST.com – Untuk menjamin keamanan wisatawan di Indonesia pemerintah perlu melakukan Tindakan tegas.
Menurut Wakil Pimpinan Komisi VII DPR RI Chusnunia, kekerasan terhadap wisatawan tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga mencoreng reputasi pariwisata Indonesia di mata dunia.
Kekerasan terhadap wisatawan mancanegara tentu mencoreng citra pariwisata Indonesia. “Kita berharap semua stakeholder pariwisata benar-benar memprioritaskan aspek keselamatan dan keamanan. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja, seperti pemerintah di semua level dari kementerian, pemerintah provinsi, hingga pemerintah kota tetapi juga melibatkan aparat keamanan dan masyarakat. Pariwisata adalah sektor yang kompleks dan menyangkut kepentingan banyak pihak,” kata Chusnunia dalam keterangannya di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (7/1).
Dirinya juga menekankan pentingnya keberadaan polisi pariwisata sebagai bagian dari langkah strategis untuk meningkatkan keamanan wisatawan.
“Beberapa negara sudah memiliki polisi pariwisata. Nah, ini tidak diterapkan secara konsisten di Indonesia? Jika polisi pariwisata sudah ada di beberapa wilayah tertentu, jumlah dan keberadaannya perlu ditingkatkan, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi wisata besar,” tambahnya.
Selain polisi pariwisata, dirinya juga mengapresiasi inisiatif di Bali yang melibatkan unsur masyarakat dalam menjaga keamanan.
Kendati demikian, dia menilai langkah serupa perlu diterapkan secara merata di berbagai daerah wisata.
“Faktor keamanan menjadi sangat penting, selain konsep 3A (Akses, Amenitas, dan Atraksi). Aspek keselamatan wisatawan harus menjadi perhatian utama,” ujar Chusnia.
Sektor pariwisata di Indonesia memang memiliki daya ungkit ekonomi yang sangat besar. Namun, tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal keamanan, juga sangat tinggi.
“Salah satu tantangan utama adalah keamanan, terutama di wilayah-wilayah wisata. Keamanan perlu mendapatkan perhatian lebih, terlebih ketika kita menyambut tamu dari mancanegara atau pada momen-momen khusus. Proteksi yang lebih ketat harus diterapkan agar wisatawan merasa aman dan nyaman,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kekerasan terhadap wisatawan mancanegara kembali mencoreng citra pariwisata Indonesia. Baru-baru ini, seorang turis perempuan asal Tiongkok menjadi korban pemerkosaan oleh seorang pria yang diduga tukang ojek di Bali.
Sebelumnya, insiden pelecehan seksual terhadap turis asing juga terjadi di Bandung. Kasus-kasus seperti ini menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap keamanan wisatawan yang merupakan salah satu aspek penting dalam membangun citra positif pariwisata. (Kmb/Balipost)