DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk mendukung program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat yang berulang tahun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali sedang menyiapkan ratusan pelayanan Kesehatan (yankes), seperti puskesmas dan klinik Kesehatan.
“Ada 120 puskesmas, 300-an klinik se-Bali, dan belum lagi yang praktik mandiri dokter, itu akan kami undang nanti sosialisasi, sekarang mereka sudah siap tapi masih ada yang terbatas,” kata Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, seperti dikutip dqari kantor berita Antara, Selasa (7/1).
Ia mengatakan, mulai 1 Februari 2025 seluruh masyarakat Indonesia yang sedang berada di Bali dapat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis saat hari ulang tahun hingga 30 hari ke depan.
Dalam tahap persiapan puskesmas, Dinkes Bali memastikan kesiapan alat dan mekanisme, di mana nantinya program ini tidak akan mengganggu operasional pelayanan kesehatan yang lain.
“Kami pisahkan nanti, jadi yang melayani orang sakit tetap, entah nanti poli khusus atau apa namanya intinya ada pos pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis, kami antisipasi karena orang sehat nanti gabung dengan yang sakit justru pulang bawa penyakit,” ujar dia.
Ia menyebut yang paling utama disiapkan bahan habis pakai di tiap-tiap puskesmas, sebab ini program baru dan ada potensi bulan Februari pasien cek kesehatan membludak berasal dari masyarakat yang berulang tahun pada Februari dan Januari.
“Nanti kami mau menyuplai bahan-bahan habis pakai, kalau pun untuk tenaga memang perlu dilatih, kami siapkan di Januari, semua kami padatkan biar Februari sudah siap,“ kata dia.
Dinkes Bali akan memetakan jumlah pasien yang terdaftar di tiap puskesmas, sehingga itu yang menjadi acuan stok bahan habis pakai untuk program ini.
Anom menyampaikan untuk bayi akan ada enam pemeriksaan, balita dan anak sekolah delapan pemeriksaan, dan dewasa hingga lansia 21 pemeriksaan.
Secara teknis masyarakat dapat menunjukkan KTP elektronik mereka dan menunggu untuk pemeriksaan.
Ia menyebut untuk proses pemeriksaan di puskesmas membutuhkan waktu kurang dari satu jam, cukup diambil darah bagi anak-anak dan diambil darah serta cek EKG untuk dewasa.
Selanjutnya hasil rekam medis akan dikirimkan oleh petugas kesehatan kepada pasien langsung, dan ke depan jika program ini berjalan rutin maka tes kesehatan untuk keperluan melamar kerja atau sejenisnya tak diperlukan lagi sebab masyarakat sudah memegang hasil cek kesehatan masing-masing.
Apabila selama proses pemeriksaan kesehatan ditemukan kondisi yang memerlukan penanganan lebih dan tidak dapat ditangani puskesmas, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit terkait.
“Kalau di klinik misalnya tidak mampu dia dirujuk ke puskesmas atau rujuk ke laboratorium kesehatannya kabupaten/kota, begitu juga dokter praktik mandiri, kalau tidak mampu, tidak siap, tidak ada alatnya, dia bisa langsung rujuk ke puskesmas, kalau misalnya di puskesmas kewalahan kita tetap ada beberapa rumah sakit nanti yang siap juga membantu,“ ujar Anom.
Jika merujuk pada data jumlah penduduk Bali 4,3 juta jiwa, Dinkes Bali menargetkan tahun depan seluruhnya memanfaatkan program tak berbayar ini, ditambah tidak adanya batasan puskesmas membuat masyarakat dari luar KTP Bali akan ikut memanfaatkan program ini. (Kmb/Balipost)