Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kementerian kesehatan RI mengonfirmasi masuknya Human Metapneumovirus (HMPV) ke Indonesia. Semua kasus yang diidentifikasi melibatkan anak-anak. Menyikapi keadaan ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau kepada publik untuk tetap tenang, karena HMPV bukanlah virus yang baru dan telah dikenal di dunia medis.

Virus ini dikenal sebagai salah satu penyebab infeksi saluran pernapasan yang menyerang berbagai kelompok usia, terutama bayi, anak kecil, lansia, dan individu dengan sistem imun yang lemah.

HMPV ditemukan pada tahun 2001 namun dipercaya sudah bersirkulasi lama, karena secara hubungan kekerabatan dekat dengan Avian Meta Pneumo Virus (AMPV) yang sudah lama ditemukan. Infeksi HMPV di negara sub tropis biasanya meningkat pada musim dingin, seperti yang terjadi di China pada bulan Desember lalu dengan kasus yang meningkat.

Namun, kebanyakan infeksi HMPV bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus, meskipun pada beberapa kasus, terutama pada orang dengan risiko tinggi, infeksi dapat lebih serius dan memerlukan perawatan medis.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Nasional Bertambah Hampir 20 Orang

1. Ciri-Ciri Penyakit HMPV

Human Metapneumovirus merupakan virus yang dapat menyebabkan berbagai tingkat keparahan penyakit, mulai dari ringan hingga berat. Berikut gejala umum yang ditimbulkan, dilansir dari situs Alodokter.

– Demam ringan hingga tinggi.
– Pilek atau hidung tersumbat.
– Batuk kering atau berdahak.
– Kesulitan bernafas atau nafas berbunyi dalam kasus berat.
– Kehilangan nafsu makan dan mudah lelah, terutama pada anak kecil.
– Pada kasus yang lebih parah, HMPV dapat memicu pneumonia (radang paru-paru) dan bronkiolitis (radang saluran nafas kecil di paru-paru), dilansir dari situs Biofarma.

2. Pengobatan dan Penanganan HMPV

Pengobatan yang diberikan bersifat suportif, yaitu bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Baca juga:  RSU Negara Rawat Pasien Berstatus Tersangka

Langkah yang dapat dilakukan meliputi:

– Mengomsunsi obat pereda gejala, seperti paracetamol untuk demam dan nyeri.
– Menggunakan pelembab udara agar pernafasan menjadi lebih nyaman dan penggunaan alat bantu pernapasan pada pasien dengan sesak nafas berat.
– Memperbanyak asupan cairan untuk mencegah dehidrasi, dan meminum air hangat dapat membantu mengurangi iritasi tenggorokan.
– Meskipun telah menerapkan berbagai upaya pencegahan dan pengobatan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala tidak membaik setelah 3–5 hari, atau jika muncul keluhan seperti kesulitan bernapas, napas cepat, atau napas berbunyi.
– Selain itu, perhatikan tanda bahaya lain, seperti demam tinggi yang tidak turun meski telah mengonsumsi obat, serta tanda dehidrasi, seperti tidak buang air kecil selama lebih dari 6 jam atau menangis tanpa air mata. Penanganan medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca juga:  Kumulatif Kasus COVID-19 Nasional Tembus 3 Juta, Kematian Rekor Lagi

3. Pencegahan HMPV

Untuk mencegah penularan HMPV, masyarakat dianjurkan untuk menerapkan langkah-langkah berikut:

– Biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama setelah menyentuh benda di tempat umum.
– Gunakan masker ketika berada di tempat umum dan saat merasa tidak enak badan.
– Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh, seperti meja, gagang pintu, dan ponsel.
– Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga teratur dan istirahat yang cukup.
– Hindari kontak langsung dengan orang yang menunjukan gejala penyakit pernafasan.

Meskipun HMPV telah terdeteksi di Indonesia, dengan kesadaran dan langkah pencegahan yang tepat, penyebaran virus ini dapat diminimalkan. Tetap waspada dan utamakan kesehatanmu dan orang-orang di sekitarmu. (Cahya Dwipayanti/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *