Sejumlah wisatawan berjalan sambil melihat situasi di Kuta, Badung. investasi di Bali masih fokus pada tersier atau jasa, salah satunya pariwisata, sehingga perlu diversifikasi ekonomi ke sektor primer. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Capaian investasi di Bali pada triwulan III Tahun 2024 telah terealisasi sebesar Rp28,10 triliun. Jumlah ini melampaui target yang dicanangkan sebesar Rp16,23 triliun. Sehingga, secara persentase realisasi investasi yang masuk mencapai 173 persen.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya mengatakan, investasi di Bali masih fokus pada tersier atau jasa sehingga perlu diversifikasi ekonomi ke sektor primer. Sumarajaya mengatakan investasi di Bali banyak terkonsentrasi di Bali Selatan dengan dominan kue berada di Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.

Baca juga:  Gunung Agung Lontarkan Lava Pijar Hingga 3 Kilometer, Besakih Masih Aman

Diungkapkannya, ada lima top realisasi investasi Provinsi Bali pada triwulan III Tahun 2024. Yakni, perumahan, kawasan industri dan kantor; hotel dan restoran; jasa lainnya; perdagangan dan reparasi; dan perikanan.

Sedangkan, ada 3 sektor primer potensial yang akan digarap, yakni pertanian, infrastruktur untuk mendukung konektivitas wilayah, dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya. Ketiga sektor ini telah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di Bali yang pada triwulan III-2024 mencapai 5,43 persen, lebih baik dibandingkan periode sama 2023 mencapai 5,36 persen.

Baca juga:  Pengungsi di SKB Akan Digeser ke Kubu

Berdasarkan data realisasi investasi sampai dengan triwulan III 2024 di Kabupaten Badung mencapai Rp14,2 triliun. Kemudian di Kota Denpasar mencapai Rp5,2 triliun. Kabupaten Gianyar mencapai Rp3,6 triliun.

Kemudian disusul Kabupaten Buleleng Rp3,1 triliun, Kabupaten Tabanan Rp1,046 triliun, Kabupaten Karangasem Rp331,890 miliar, Kabupaten Jembrana Rp259,372 miliar, Kabupaten Klungkung Rp193,740 miliar, dan Kabupaten Bangli Rp95,790.

Untuk mendorong pemerataan investasi Bali Utara dan Selatan, perlu peningkatan aksesibilitas di Bali Utara dan Selatan melalui jalan raya dan transportasi umum. Selain investasi, pertumbuhan ekonomi Bali juga ditolong paling besar dari sisi belanja atau konsumsi rumah tangga sebesar 52,17 persen, ekspor sebesar 38 persen, dan kinerja lapangan usaha akomodasi, makan dan minum (pariwisata) sebesar 22 persen. (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Zona Risiko Terbaru Bali Tambah Buruk, Cuma 1 Zona Kuning
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *