Vaksinasi Sejumlah Ternak Warga oleh Distan Buleleng. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dua Desa di Kabupaten Buleleng, yakni Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt dan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak menjadi prioritas, mengingat dianggap rawan penyebaran kasus.

Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng mulai mengintensifkan kegiatan vaksinasi pasca merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat dikonfirmasi, Kamis (16/1) mengatakan, dua desa ini disasar mengingat sudah ditemukannya indikasi dan gejala – gejala yang mengarah ke PMK.Bahkan beberapa ternak warga pun sudah dilakukan swab. Meski sudah dilakukan pengecekan dan hasilnya negatif, pihaknya kini terus memberikan sosialisasi ke peternak yang ada, sehingga penyebarannya bisa ditekan.

Baca juga:  Vaksinasi HPR Di Badung Mencapai 80,66 Persen

“Berdasarkan hasil pemeriksaan awal dari dokter hewan, terdapat indikasi gejala PMK di Lokapaksa. Namun, setelah dilakukan tes laboratorium, hasilnya negatif, yang berarti PMK belum terdeteksi di desa tersebut,” jelas Melandrat.

Kata Melandrat, kini Pemerintah Buleleng sudah memulai vaksinasi meskipun hingga saat ini belum ada kasus PMK yang terkonfirmasi positif. Bahkan pihaknya menyebut, Kabupaten Buleleng saat ini sudah mendapatkan suplai vaksin PMK sebanyak 3.125 dosis dari Pemerintah Pusat. “Dari kemarin pergerakan kami sudah mulai untuk melakukan vaksin. Tapi karena belum ada yang positif, maka tentu vaksinnya kami sebar di masing-masing Puskeswan sekaligus yang menjadi basis PMK,”terangnya.

Baca juga:  Kemenkes Lakukan Kajian Cepat Efektivitas Vaksinasi Sinovac

Ia juga menambahkan, Salah satu tantangan utama dalam penanggulangan PMK adalah pemotongan liar ternak, yang banyak dilakukan tanpa izin. Aktivitas pemotongan liar ini menjadi perhatian khusus. Pasalnya aktivitas pemotongan di luar rumah potong hewan yang sah berisiko terhadap penyebaran penyakit.

“Di rumah potong hewan yang terdaftar dan memiliki izin, seperti di Panji Anom, pemotongan sapi dilakukan dengan prosedur yang jelas dan diawasi oleh dokter hewan. Di tempat ini, setiap hari terdapat sekitar 15-17 ekor sapi yang dipotong,”pungkasnya.

Baca juga:  Cegah Pneumonia, IDAI Beberkan Rekomendasi Jadwal Vaksinasi PCV

Melandrat juga menegaskan populasi ternak di Kabupaten Buleleng cukup besar, dengan jumlah sapi sekitar 70.506 ekor, kerbau sebanyak 75 ekor, dan kambing sebanyak 22.504 ekor.

“Keberhasilan pencegahan PMK akan sangat bergantung pada kesadaran peternak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak, serta mengikuti prosedur yang benar dalam aktivitas peternakan, seperti pemotongan hewan,”harapnya. (Yudha/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *