SEMARAPURA, BALIPOST.com – Guna menunjang kegiatan operasional, Desa Adat Banjarangkan, Klungkung, menerima hibah mobil operasional dari Pemkab Klungkung. Penyerahan hibah dilakukan langsung oleh Penjabat Bupati Klungkung I Nyoman Jendrika.
Nantinya mobil operasional itu akan digunakan untuk kebutuhan berbagai kegiatan desa adat, baik untuk kegiatan upacara keagamaan maupun kegiatan sosial.
Penyerahan secara simbolis kendaraan berjenis Station Wagon Toyota Kijang Long tahun 1997 ini diserahkan Pj. Bupati Nyoman Jendrika kepada Bendesa Desa Adat Banjarangkan Ngakan Nyoman Muliawan di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, belum lama ini. Penyerahan ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Barang antara kedua belah pihak.
Usai penyerahan Jendrika mengatakan hibah kendaraan kepada desa adat ini, sebenarnya bukan program pemerintah daerah. Tetapi, karena kebetulan ada kendaraan yang tidak terpakai dan dibutuhkan oleh masyarakat di desa adat, maka pihaknya bisa menghibahkannya sesuai dengan ketentuan aturan, agar kendaraan ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan dan bermanfaat bagi desa adat yang membutuhkan.
“Manfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bersifat sosial, adat dan keagamaan bukan kegiatan yang sifatnya mencari profit atau keuntungan,” kata Jendrika didampingi Asisten Bupati Dewa Gede Dharmawan, Kepala BPKPD dan Kepala Inspektorat.
Bendesa Adat Banjarangkan Ngakan Nyoman Muliawan, usai menerima hibah berterima kasih kepada jajaran Pemkab Klungkung, khususnya Pj. Bupati Nyoman Jendrika. Hibah mobil ini tentu akan dimanfaatkan dan dirawat dengan baik. “Hibah ini akan kami fungsikan untuk kegiatan upacara di Pura Kentel Gumi, kegiatan upacara keagamaan di pura kahyangan desa di Desa Adat Banjarangkan, dan kegiatan sosial untuk krama kami di desa adat,” katanya.
Ngakan Muliawan menambahkan, hibah seperti ini juga layak diberikan kepada desa adat lain, yang membutuhkan mobil operasional. Namun, tetap harus mempertimbangan kemampuan pemerintah daerah. Karena hampir semua desa adat melakukan berbagai kegiatan upacara keagamaan yang sangat membutuhkan dukungan kendaraan operasional. “Jika memang ada armada lain yang masih bagus dan bisa berfungsi dan bisa dibagikan, agar dibagikan juga kepada desa adat lain yang membutuhkan,” imbuhnya. (Bagiarta/balipost)