NEGARA, BALIPOST.com – Bahan Bakar Minyak (BBM) solar untuk nelayan sejak beberapa tahun belakangan ini masih terbatas kuota di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Kondisi tersebut mengharuskan para nelayan mencari solar hingga keluar dari areal Pelabuhan, bahkan terpaksa membeli solar non subsidi untuk menambah kuota. Nelayan melalui HNSI hingga Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana sudah mengajukan penambahan kuota per bulannya ini untuk mengatasi BBM nelayan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana, I Made Widanayasa, Minggu (19/1) mengatakan melihat kondisi para nelayan, HNSI telah mengajukan permohonan kepada Hiswana Migas untuk menambah kuota solar bagi nelayan yang berhak. Saat ini, nelayan masih kesulitan terutama menjelang akhir bulan dengan kuota yang berkurang.
“Belum lagi ribet mencari surat rekomendasi ke Dinas, lalu menenteng jerigen sampai keluar Pengambengan. Harapan nelayan mereka dekat mendapatkan solar dan mudah,” katanya. Sejak dua tahun lalu (2023), kuota BBM khususnya solar untuk nelayan di Pengambengan memang jauh berkurang. Kini hanya sekitar 16 ribu KL per harinya.
Jumlah tersebut menjadi rebutan para nelayan, terlebih yang membutuhkan banyak BBM untuk berlayar seperti perahu selerek. Alhasil para nelayan harus keluar dari Pengambengan untuk mencari BBM solar di SPBU terdekat. Itupun harus mengurus rekomendasi dan terkadang sulit karena juga harus berbagi dengan kendaraan karena SPBU bukan khusus untuk nelayan. HNSI menurutnya juga telah mengajukan permohonan tahun lalu untuk penambahan kuota BBM solar di Pengambengan. Dengan kuota 46.292 kilo liter per hari, yang dinilai bisa memenuhi kebutuhan seluruh nelayan yang beroperasi di Pengambengan dan sekitarnya.
Sementara di Pengambengan ada satu stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan dan umum (SPBUN) yang melayani BBM subsidi untuk nelayan. Tantri, admin SPBUN Pengambengan mengatakan untuk kuota per hari saat ini 16 ribu kilo liter. Dan diakui sering kekurangan sehingga nelayan terpaksa mencari hingga keluar Pelabuhan Pengambengan atau di SPBU terdekat seperti di kota Negara dengan jeriken dan tetap harus membawa rekomendasi dari Dinas.
“Disinipun tetap harus membawa rekomendasi, terkadang kalau tidak mencukupi (solar) mereka terpaksa menambah dengan membeli Dexlite,” terang Tantri.
Seperti pada akhir tahun lalu, menjelang akhir bulan Desember kuota bulanan sudah habis. Sehingga nelayan membeli solar hingga keluar Pengambengan. (Surya Dharma/Balipost)