Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (tengah), Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni (kedua kiri), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman (kedua kanan) saat peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2025). Peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Indonesia memperkuat komitmen pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan guna mencapai target net zero emission pada 2060. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Memperkuat perekonomian dalam negeri akan terus dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Ia mengatakan, saat ini belum dapat melihat lebih jauh dampak pelantikan Donald Trump terhadap perekonomian nasional. “Jadi, saya rasa kita perkuat fokus untuk bisa menggerakkan perekonomian di dalam negeri. Berkaitan dengan internasionalnya, saya rasa masih terlalu cepat untuk bisa memperkirakan apa yang akan jadi dampak dari pemerintahan presidensi Trump,” ujar Mahendra setelah Peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Gedung BEI, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (20/1).

Baca juga:  Gelar Tes PCR Massal, Seribuan Penerbangan dari Guangzhou Dibatalkan

Ia berharap siapapun pemimpin di negara besar seperti AS, akan memiliki kepentingan yang sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat berbagai di negara tingkat global

“Jadi, saya tidak melihat bahwa akan terlalu banyak perubahan terhadap kondisi global saat ini,” ujar Mahendra.

Selama beberapa tahun terakhir, Ia mengungkapkan bahwa Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan dan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi secara internasional.

Baca juga:  BRI Raih Dua Penghargaan di CNN Indonesia Awards Bali 2024

“Tapi, sebenarnya itu sudah terjadi sebelum hari ini. Kita harapkan tidak semakin memburuk, walaupun kita masih melihat bahwa tantangan globalnya tetap tidak mudah untuk diatasi,” ujar Mahendra.

Pada Senin (20/1) waktu AS, akan dilakukan pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump.

Donald Trump telah memberikan ancaman akan menerapkan tarif 100 persen pada negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) apabila mereka menciptakan mata uang baru yang menyaingi dolar AS. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  BIJB Dibangun, OJK Setujui Penerbitan RDPT Rp 1 Triliun

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *