Pernak pernik untuk perayaan Imlek. (BP/Heri)

DENPASAR, BALIPOST.com – Seminggu jelang perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 29 Januari 2025, penjualan pernak-pernik imlek belum menunjukan peningkatan signifikan. Bahkan, pelaku usaha menyebutkan ada penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut salah satu pelaku usaha pernak-pernik Imlek, Andi Wijaya, masyarakat umumnya sudah mulai berburu perlengkapan untuk merayakan Tahun Baru Imlek sejak dua minggu sebelum perayaan.

Andi mengungkapkan penjualan tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Biasanya, dua hingga tiga minggu sebelum perayaan Imlek, pembeli sudah ramai mempersiapkan kebutuhan dekorasi. Namun, kali ini situasinya berbeda.

Baca juga:  BPPD Badung Promosi Produk Wisata Hingga ke Dubai

“Sekarang tahun ini, ya, terasa perekonomiannya melemah, kali. Biasa, dua minggu atau tiga minggu sebelum hari H itu, orang sudah pada berebut beli pernak-pernik lah. Sekarang tidak ada kelihatan. Belum ada, seperti tahun lalu,” ujarnya, Senin (20/1).

Pantauan di toko Andi, suasananya tidak terlalu ramai. Hanya terlihat beberapa pembeli yang datang untuk membeli pernak-pernik.

Umumnya, warga Tionghoa akan membeli sejumlah perlengkapan untuk perayaan Imlek, seperti dupa, lilin, dan manisan. “Terus beli kue keranjang, itu untuk persembahan pada dewa atau leluhur yang ada,” jelasnya.

Baca juga:  Patok Mulai Dipasang di Jalur Proyek Jalan Singaraja-Mengwitani

Pernak-pernik yang banyak dibeli untuk perayaan Imlek, meliputi lampion, gambar bertuliskan nuansa keberuntungan seperti fu (rezeki) atau zhao cai jin bao (rezeki lancar), serta dekorasi lainnya seperti pohon sakura. Harga pernak-pernik ini bervariasi, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 50.000 untuk gantungan pohon, sementara lampion dijual mulai dari Rp 75.000 hingga Rp 250.000, tergantung ukurannya.

“Biasanya hotel, restoran, showroom, bank, dan kafe memasang lampion, terus gambar, terus disertai dengan pernak-pernik lainnya, seperti pohon sakura, atau yang lain dengan gambar-gambar yang bertulisan nuansa fu, itu rezeki atau zhao cai jin bao, itu rezeki lancar,” jelas Andi.

Baca juga:  Penataan Pantai Sanur, Ruang bagi Pedagang Harus Jelas Kriterianya

Menurut Andi, perlambatan ekonomi menjadi faktor utama yang mempengaruhi minat pembeli tahun ini. Kondisi ini menjadi tantangan bagi para pelaku usaha kecil dalam menyambut perayaan Imlek. (Cahya Dwipayanti/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *