Korban yang ditemukan meninggal dunia setelah nekat berenang di pantai Pulukan, Jumat (24/1) pagi. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Seorang pria asal Jember, Rendi Adi Saputra (20) ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus laut di Pantai Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Jumat (24/1) pagi.

Pekerja proyek ini terseret arus saat berenang ke pantai yang saat itu datang bersama dua rekannya. Setelah sempat hilang ditelan ombak, korban ditemukan mengapung tidak jauh dari lokasi korban turun berenang.

Kapolsek Pekutatan, Kompol I Putu Suarmadi, mengatakan dari laporan yang diterima oleh Polsek Pekutatan, kejadian berawal ketika pelapor Samsul Arifin, bersama korban dan dua saksi lainnya, berangkat menuju Pantai Pulukan dari lokasi proyek mereka di Desa Pulukan. Setibanya di pantai, korban yang merasa gerah langsung melepas pakaiannya dan berlari ke laut meskipun sempat diperingatkan oleh salah satu saksi mengenai bahaya ombak besar. “Saksi sempat berteriak mengingatkan korban, namun korban tetap menceburkan diri,” ujar Kapolsek.

Baca juga:  Puluhan Pekerja PLTU Celukan Bawang Mesadu ke Dewan Buleleng

Setelah beberapa saat, korban dilaporkan terseret arus dan menghilang di laut. Karena tidak ada di antara mereka yang bisa berenang, mereka pasrah menunggu di pinggir pantai. Sekitar 30 menit kemudian, tangan korban terlihat mengapung di sekitar tiga meter dari tempat ia terjun ke laut. “Pelapor dan saksi mendekati tangan korban, namun saat itu korban sudah meninggal dunia,” lanjut Kapolsek.

Setelah kejadian tersebut, pelapor dan saksi segera memberi tahu teman-teman mereka di lokasi proyek serta Kelian Dinas setempat. Mereka kemudian menghubungi Polsek Pekutatan dan langsung turun ke lokasi kejadian bersama tim kesehatan dari Puskesmas Pekutatan untuk mengevakuasi jenazah korban.

Baca juga:  Pratu Ida Bagus Putu Gugur di Kiwirok, Keluarga Besarnya di Jembrana Ingin Gelar "Ngaben Watangan"

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Puskesmas 1 Pekutatan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Terdapat bintik pendarahan pada mata korban, namun kondisi tubuh lainnya dinyatakan normal. “Pihak keluarga sudah dihubungi dan menerima kematian korban sebagai musibah. Mereka juga menolak dilakukan otopsi,” kata Kompol Suarmadi. (Surya Dharma/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *