DENPASAR, BALIPOST.com – Hari Arak Bali yang dirayakan setiap 29 Januari, pada tahun ini kembali digelar di GWK Cultural Park. Para pengunjung GWK Cultural Park dapat mencicipi langsung sekaligus membeli produk arak Bali di outlet yang ada di area MyMelali GWK Market, Plaza Bhagawan. Selain itu, para pengunjung juga dapat menyaksikan pertunjukan spesial Barong di Amphitheater stage pukul 19.00.
Menurut Pembina Asosiasi Tresnaning Arak Brem Bali, Wayan Koster peringatan Hari Arak Bali ke-3 ini adalah langkah nyata untuk memberikan nafas baru bagi industri arak lokal. Dengan fondasi yang telah dibangun sejak diterbitkannya Pergub No. 1 Tahun 2020, semua pihak memiliki tanggung jawab untuk mendorong industri ini menjadi kebanggaan nasional yang mampu bersaing di tingkat global.
Sejak diterbitkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali, industri arak lokal mengalami pertumbuhan pesat dan mulai merambah pasar internasional. Gubernur Terpilih Periode 2025-2030 ini menyatakan bahwa popularitas arak Bali semakin meningkat dan tengah bergerak menuju arah industri. Ia pun optimis arak Bali akan mampu bersaing dengan minuman tradisional dari negara lain seperti sake dan soju.
Perkembangan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi lokal, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan petani serta perajin arak. Namun, untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berdaya saing global,
diperlukan perhatian dan dukungan dari pemerintah nasional melalui regulasi yang lebih kuat dan komprehensif.
Menurut data dari World Spirits Alliance (WSA), industri minuman beralkohol secara global menyumbang USD 730 miliar terhadap PDB dunia dan menopang 36 juta pekerjaan. Angka ini menunjukkan potensi besar industri minuman fermentasi dan destilasi artisan berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Kami sangat membutuhkan undang-undang yang mendukung kami sebagai artisan. Dengan regulasi yang jelas, kami bisa lebih fokus pada inovasi dan memperkenalkan Arak Bali sebagai produk kebanggaan nasional di pasar global,” kata Ida Ayu Puspa Eny, pendiri Iwak Arumery dalam keterangan tertulis, Selasa (28/1).
Selain itu, langkah strategis lain yang penting adalah kontrol ketat terhadap minuman impor dan lokal yang ilegal. Dengan pengawasan yang baik, pelaku industri lokal akan lebih terlindungi dari persaingan tidak sehat.
Dikatakannya, partisipasi aktif masyarakat dalam mengapresiasi dan mengonsumsi produk-produk lokal seperti arak Bali sangat diperlukan untuk mendukung keberlanjutan industri ini. Dengan menjadi konsumen dan pendukung, masyarakat tidak hanya membantu memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan budaya bangsa yang unik dan berharga. (kmb/balipost)