John de Santo. (BP/Istimewa)

Oleh Jonh de Santo

Sebuah kajian yang dilakukan oleh Microsoft Corp (2023) menyingkapkan bahwa rentang perhatian manusia telah merosot hingga 8.25 detik, dari 12 detik pada 2000, atau lebih singkat dari rentang perhatian ikan mas, 9 detik. Penurunan ini merupakan akibat dari semakin terpaparnya manusia terhadap media digital.

Meskipun perbandingan ini belum menjadi kesepakatan uumum, kerena dianggap tidak berdasar dan dibangun di atas misinterpretasi data, pertanyaan apakah kita mampu mempertahankan kemampuan fokus pada apa yang sedang kita kerjakan di tengah kehidupan yang penuh distraksi ini, menjadi semakin relevan. Mengapa demikian?

Berbagai kajian menyimpulkan bahwa di era digital ini, terdapat tiga kebiasaan yang bisa kita bentuk untuk meningkatkan konsentrasi atau menambah rentang perhatian. Pertama, batasi menonton atau membaca berita. Mungkin banyak orang berkeberatan, “Apa salahnya menonton atau membaca berita? Bukankah kita perlu mengetahui informasi?”

Tetapi jika kita telusuri lebih jauh, apa sih sesungguhnya manfaat dari informasi yang kita peroleh melalui tontonan dan berita itu? Apakah dengan menguasai berita secara detail, kita mampu berkontribusi menyelesaikan konflik antara Arab-Israel, mengubah hasil pemilu legislatif, atau mencegah Kim-Jong Un menekan tombol nuklirnya? Tidak bukan? Jika demikian, bukankah menonton atau membaca berita hanya sebuah pemborosan waktu?

Baca juga:  Investasi di Bali Capai Rp28,10 Triliun, Terkonsentrasi di 3 Daerah Ini

Jadi, dalam hemat penulis, patokan untuk memasukan sesuatu ke dalam pikiran itu, sederhana. Jika Anda tidak memiliki pengaruh untuk mengubah sesuatu, menyangkut berita itu, sebaiknya Anda menghindari atau membatasi konsumsi terhadap berita itu. Kalau terpaksa cukup mengetahui garis besarnya saja, tak perlu sampai menguasai detailnya. Jika cermat, kita bisa dengan mudah mengetahui bahwa orang memodifikasi berita atau informasi tertentu untuk mengeksploitasi dan memanipulasi.

Sebenarnya berita atau siaran tak hanya memengaruhi pikiran rasional kita, tetapi ia juga menyita banyak fungsi otak kita. Mengetahui berita tak banyak manfaat bagi pengembangan diri, ketika berita yang kita konsumsi setiap hari itu penuh dengan unsur-unsur negatif. Maka, untuk meningkatkan fokus dan rentang perhatian, penulis merekomendasikan hal-hal berikut.

Pertama, jauhi koten berita ringkas. Internet adalah pedang bermata dua. Jika kita menguasainya, kita bisa membuka membuka banyak peluang bagi pengembangan diri, tetapi jika kita membiarkan internet menguasai diri kita, maka kita ibaratnya sedang melukai diri sendiri. Belakangan ini semakin ringkas sebuah konten, semakin ia dilirik oleh netizen, sebaliknya semakin lama sebuah konten, semakin ia dicueki. Kecenderungan ini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar, dengan menggabungkan konten bentuk-ringkas menjadi platform.

Baca juga:  Lawan Persela pada Kamis Malam, Bali United Berupaya Revans

Konten bentuk-ringkas menggoreng reseptor dopamine kita, dengan menggabungkan musik berbagai meme, merupakan resep yang paling adiktif untuk otak prehistoris kita yang senang terhadap stimulasi yang cepat dan mudah. Rentang perhatian kita rusak. Kemampun fokus dan konsentrasi kita menciut. Kedua, deaktivasi notifikasi.

Ini adalah sebuah cara bijak untuk mencegah distraksi yang terus mendatangi alir masuk. Kita pasti terganggu untuk selalu terus menanggapi notifikasi yang datang, sementara kita sedang berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaan tertentu. Bunyi sinyal hape yang mungkin dibuat sangat lembut selembut nyanyian burung, suara air yang menyapa dedaunan, niatnya agar tidak mengganggu, malah signal semcam itu berbahaya karena dapat membuai dan menimbulkan daya tagih.

Tentu saja, kita tak perlu mematikan semua notifikasi karena kita tak ingin kehilangan pesan atau panggilan penting dari anggota keluarga. Untuk keperluan itu, cukup di-mute-kan saja kontak-kontak penting seperti dari orangtua atau anggota keluarga. Tak perlu mendiamkan telpon genggam anda, cukuplah mendeaktifkan semua pesan masuk yang dapat mengganggu perhatian kita. Dengan cara itu, Anda dapat kembali mengendalikan perhatian dan fokus Anda, sebagai kekuatan yang anda butuhkan dalam kehidupan di era penuh distorsi ini.

Baca juga:  Ini, 10 Makanan Peningkat Konsentrasi

Memperbaiki Fokus

Selain hal-hal teknis di atas, penulis ingin menambahkan dua kiat sederhana untuk memperbaiki fokus atau konsentrasi yakni: Pertama, meditasi. Ia tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan fokus dan perhatian, melainkan untuk kesehatan mental Anda secara keseluruhan. Meditasi yang penulis maksudkan itu menyangkut pengelolaan pernapasan yang secara sederhana berawal dari fokus Anda terhadap pernapasan; kemudian, ketika muncul sebuah ide dalam pikiran Anda, menyadarinya dan Anda kembali mengarahkan perhatian fokus dengan menarik napas dan menghembuskannya secara pelan.

Kedua, Menuliskan tujuan setiap hari. Menurut Brian Trancy (2017) seorang pakar pengembangan diri, menuliskan tujuan hidup setiap hari membantu Anda untuk fokus terhadap target capaian. Dengan menuliskan tujuan dan impian Anda setiap hari di atas kertas atau layar digital, Anda memastikan bahwa diri Anda tidak kehilangan fokus terhadap tujuan dan impian sekalipun terdapat berbagai godaan untuk mengalihkan fokus dan perhatian dari tujuan-tujuan itu.

Penulis, Pendidik dan Pengasuh Rumah Belajar Bhinneka

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *