SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kondisi peninggalan bersejarah Kabupaten Klungkung, Kertha Gosa sudah rusak cukup lama. Sejumlah tokoh dan pemerhati sejarah pun sudah meminta adanya proses restorasi, agar kondisinya bisa kembali seperti semula. Terutama bagian Pemedal Agung yang membutuhkan perbaikan cukup mendesak.
Menyikapi kondisi itu, Pemkab Klungkung akhirnya menerima rekomendasi Hasil Kajian Teknis Pemeliharaan Kertha Gosa dari Tim Penyusun Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, Kamis (30/1).
Hasil kajian itu diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klungkung, A.A Lesmana bersama Kadis Pariwisata Ni Made Sulistiawati dan pejabat terkait lainnya. Termasuk Ida Dalem Smara Putra.
Rekomendasi Hasil Kajian Teknis Pemeliharaan Kertha Gosa Tahun Anggaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2024 ini, disiapkan sebagai upaya untuk menindaklanjuti kerusakan tersebut, karena proses perbaikan Kertha Gosa harus dilakukan sangat hati-hati. Sekda Lesmana mengatakan rencana tindaklanjuti rekomendasi hasil kajian teknis ini, didalamnya memuat berupa perencanaan teknis.
Perencanaan itu berisi usulan penanganan dan pencegahan kerusakan berbagai bangunan di dalamnya. Mulai dari Bale Kertha Gosa, Bale Kambang dan Pemedal Agung. Bangunan Pemedal Agung peninggalan Kerajaan Klungkung ini mendesak untuk segera direstorasi, agar tak terlanjur runtuh. Sebab, banyak batu bata Pemedal Agung telah rontok meskipun tidak tersentuh pengunjung saat berwisata disana.
“Upaya pelestarian cagar budaya dengan melibatkan akademisi ini, dilakukan untuk memperhatikan etika pelestarian dan studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Baik secara akademis, teknis, dan administratif,” katanya.
Sekda Agung Lesmana sangat menyambut baik terbitnya hasil kajian ini. Dia berharap kedepan dengan hasil kajian teknis ini, pelestarian cagar budaya bisa terus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga Kertha Gosa sebagai peninggalan amat penting dalam sejarah perjalanan Klungkung, selalu dalam kondisi terawat. Hal ini juga berkaitan dengan tingginya animo wisatawan berkunjung kesana, yang tertarik untuk mendalami literasi sejarah tempat itu, yang membawa pada cerita heroik Puputan Klungkung. (Bagiarta/Balipost)