MANGUPURA, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Badung mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Badung, hingga 31 Desember 2024 tercatat 2.405 kasus DBD. Angka ini meningkat 111,5 persen dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatat 1.137 kasus. Lonjakan ini menjadikan Badung sebagai daerah dengan kasus DBD tertinggi kedua di Bali setelah Kabupaten Gianyar, yang melaporkan 4.478 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. Made Padma Puspita, saat dihubungi Jumat (31/1) tak menampik adanya peningkatan tersebut dan menyebut tingginya curah hujan sebagai salah satu faktor utama penyebabnya. Menurutnya, hujan yang lebih deras dan lebih lama dari tahun sebelumnya menyebabkan genangan air meningkat, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebaran DBD. “Vektor itu hidupnya dimana ? Sekarang kan banjirnya melebihi dari kemarin,” ujarnya.
Pihaknya menyebutkan bahwa setelah melihat adanya peningkatan kasus, telah dilakukan koordinasi untuk menurunkan angka tersebut. Hal ini, misalnya, telah diterapkan di Kecamatan Kuta Selatan dalam upaya mengantisipasi penyebaran DBD.
“Kami mengumpulkan jumantik dalam sebuah acara di Kuta Selatan untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran penyakit ini,” ungkapnya.
Padma Puspita pun berharap kesadaran masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat dapat ditingkatkan, seperti mengonsumsi makanan bergizi serta menerapkan langkah-langkah 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Kesadaran masyarakat sangat penting, karena tidak bisa hanya mengandalkan fogging. Apalagi, fogging dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten,” jelasnya. (Parwata/Balipost)
