
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Perairan Monggalan Banjar Rame Desa Kusamba, Klungkung, tiba-tiba pasang, Rabu (5/2). Situasi perairan itu memicu banjir rob di sepanjang garis Pantai Monggalan. Bencana tersebut mengakibatkan rumah warga rusak tersapu air laut dan barang-barangnya terbawa arus laut.
Kasubag Humas Polres Klungkung AKP Agus Widiono, menyampaikan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 wita, pada Titik Koordinat 08°34’02.55″ S – 115°27’02.33″ E. Tiba-tiba air laut pasang menimbulkan kenaikan permukaan laut yang menyebabkan banjir rob. Situasi itu sempat membuat warga sekitar panik.
Sebagaimana penuturan saksi-saksi di lokasi, AKP Agus Widiono mengatakan warga yang rumahnya terdampak langsung berlari ke luar rumah menyelamatkan diri. Sebab, air laut sudah merusak sejumlah bangunan hingga masuk ke areal pekarangan rumah. Warga juga sempat menyelamatkan sejumlah barang-barang berharga seperti kasur dan lainnya.
Sementara barang-barang seperti perabotan rumah tangga, ikut tersapu banjir rob. Bahkan pelinggih rumah warga ikut tersapu banjir rob. Jalan setapak akses menuju tempat pembuatan garam tradisional juga rusak, termasuk warung-warung kecil di sekitar garis pantai tersebut. Pada saat kejadian, Polairud mencatat cuaca cerah berawan, suhu 32°C, kelembaban 70%, arah angin dari barat daya dengan kecepatan 14 km/h (7 knots), dan gelombang laut sedang berkisar 1,25 meter s/d 2,40 meter.
Selama hampir dua jam bencana itu terjadi, banjir rob baru berakhir sekitar pukul 15.30 wita. Pasang laut akhirnya sudah mulai turun dan situasi mulai aman kembali. Pihak kepolisian kemudian meninjau kerusakan dan memastikan tidak ada korban jiwa. “Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, rumah warga nampak rusak dan peralatan rumah tangga tersapu banjir. Kami saat itu sempat mengimbau warga untuk menjauh,” katanya.
Pantai Monggalan sudah porak poranda sejak akhir tahun lalu. Dimana arus laut terus menerus menerjang pesisir itu. Cuaca buruk dalam sebulan terakhir semakin memperparah abrasi di Pantai Monggalan. Pemasangan geobag oleh pihak BWS Bali-Penida pun tak bisa berjalan maksimal, karena kerap terkendala cuaca buruk ini.
Geobag adalah wadah berbentuk seperti bantal yang dibuat dari jahitan kain geotekstil woven atau nonwoven. Geobag ini mulai dipasang di pesisir itu, untuk menahan sementara laju gelombang pasang di pesisir tersebut, agar abrasi tidak terjadi semakin parah. Penanganan secara darurat menggunakan geobag ini, setidaknya akan mampu mencegah kerusakan lebih parah di lokasi, sambil menunggu realisasi proposal yang dikirim ke BWS Bali Penida, untuk pembuatan tanggul pengaman pantai yang permanen. (Bagiarta/Balipost)