Beberapa pengunjung melihat-lihat kriteria lowongan pekerjaan di salah satu perusahaan saat job fair di Denpasar. Kesenjangan lulusan dunia pendidikan dengan permintaan dunia kerja di Bali cukup tinggi. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Minat masyarakat Bali bekerja ke luar negeri semakin tinggi. Ada banyak alasan, salah satunya tergiur gaji yang menjanjikan. Selain itu, lapangan pekerjaan di Bali juga sulit dan gajinya rendah.

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan ESDM Provinsi Bali, jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) Bali mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir. Tercatat pada tahun 2022 lalu jumlah PMI Bali mencapai 8.343 orang. Selanjutnya pada 2023 tercatat jumlah PMI mencapai 9.244 orang dan 2024 mencapai 9.599 orang.

Kepala Disnaker dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Setiawan saat diwawancarai, Kamis (6/2) mengatakan, beberapa hal yang membuat animo masyarakat Bali tinggi ke luar negeri, di antaranya, dari sisi penggajian yang lumayan besar, peluang karier yang bagus serta kondisi kerja yang lebih baik. Selain itu di Indonesia lapangan pekerjaan juga terbatas.

Baca juga:  Anggota DPRD Bali yang Dipukul Sejawatnya Lakukan Visum di RSBM

Negara yang mendominasi dituju oleh PMI Bali pada 2023 yakni Italia, Rusia Polandia, Turki dan Jepang. “Sementara pada 2024 negara tujuan terbanyak yakni Italia, Jepang, Turki, Rusia, Polandia dan Maldives,” katanya.

Peningkatan minat masyarakat Bali bekerja ke luar negeri juga diakui oleh Pemilik Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) Asoka Bali Ayu, I Nyoman Arthaya Sena. Dia mengakui pascacovid-19 jumlah siswa yang mengikuti pelatihan di LPK-nya terus mengalami kenaikan.

Baca juga:  Berikan Layanan Terbaik, PLN Rutin Evaluasi Vendornya

Khususnya setelah Pandemi Covid-19 pada 2022 jumlah siswa dikatakannya naik 300 persen dibandingkan 2021. “Ini kan karena dari sebelumnya belum boleh (pembatasan) yaitu nol persen terus naik menjadi 300 persen,” katanya.

Dilihat dari jumlah siswa pada 2023, kata dia, juga mengalami kenaikan sekitar 30 persen dibandingkan 2022. Termasuk pada 2024 kenaikan jumlah siswa di LPKnya kembali naik 40 persen dibandingkan tahun 2023.

Baca juga:  Peringati Hari Kemerdekan RI ke-77, Gubernur Koster Serahkan Remisi di Lapas Kelas IIA Kerobokan

Siswa yang mengikuti pelatihan di LPK-nya nantinya akan mendaftar kembali kepada agen penyalur tenaga kerja untuk bisa bekerja di luar negeri. Diakuinya tingginya minat masyarakat bekerja ke luar negeri karena selain gaji yang lebih besar, serta terbatasnya jumlah pekerjaan di dalam negeri, alasan lain yang membuat masyarakat berminat keluar negeri karena batasan umur yang bisa mencapai 45 tahun. Ia menekankan agar masyarakat cermat memilih agen penyalur tenaga kerja ke luar negeri sehingga terhindar dari kasus penipuan. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *