Wisatawan melintas di depan salah satu klub yang ada di Berawa, Badung. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Efisiensi anggaran di pemerintah pusat dan daerah akan berdampak pada pariwisata Bali. Kegiatan pertemuan-pertemuan yang dikurangi membuat wisata Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE) terganggu. Di sisi lain, pengurangan anggaran promosi menjadi tantangan berat mencapai target kunjungan 7 juta wisatawan mancanegara di 2025.

Wakil Ketua Pengusaha Hotel dan Restoran (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya saat diwawancarai, Minggu (9/2) mengatakan, dampak terhadap pariwisata Bali tentu ada terutama pada kegiatan MICE di Bali baik itu nasional dan internasional. Hal ini pun menurutnya menambah tantangan bagi industri pariwisata di Bali pada tahun 2025 ini.

Baca juga:  Tukang Parkir Kembali Disasar OTT Tim Saber Pungli

Untuk itu, pihaknya mengaku, industri pariwisata harus mampu menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ataupun kegiatan internasional di Bali untuk meningkatkan okupansi kamar hotel. “Kita harus punya solusi lain. Kita harus bisa menggrab (mendongak) internasional meeting di Bali. Pertama kita ketahui, Bali sudah sangat dikenal, kedua infrastruktur dan fasilitas sudah berskala internasional. Ketiga, kita punya hotel yang cukup dengan servis yang baik,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, Pemerintah Pusat menargetkan 16 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada 2025. Dari target tersebut 7 juta kunjungan diharapkan ke Bali.

Di sisi lain, anggaran di pusat termasuk Kementerian Pariwisata berkurang, hal ini juga berdampak kepada pengurangan dana promosi pariwisata termasuk untuk Bali.

Baca juga:  Sehari Nihil Korban Jiwa, Ada 3 Kabupaten Laporkan Tambahan

Kerja lebih keras dibutuhkan kalangan industri parwisata Bali di 2025 akibat kebijakan efisiensi anggaran di pemerintahan. Biaya promosi pariwisata yang dipangkas membuat langkah menjadi makin berat mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).

Terlebih, kata Rai, Bali sempat masuk 15 destinasi wisata yang tidak layak dikunjungi di 2025 versi Panduan Perjalanan Asal Amerika Serikat yakni Fodor. Masalah lain yang menjadi PR besar Bali terkait dengan kemacetan, sampah dan keamanan. “Ini tantangan, pemerintah daerah harus bekerja keras dan berkolaborasi dengan industri pariwisata untuk bisa mencapai target pada 2025 ini,” katanya.

Baca juga:  Jalani PPKM Level 4, Target Testing COVID-19 Bali Dikurangi

Demikian menurutnya, perubahan kebijakan memang selalu terjadi setiap pergantian pemerintah. Hal ini pun tidak membuat kaget para pelaku industri pariwisata, namun tentu akan membuat pelaku industri pariwisata harus bekerja keras di tahun ini.

Ditambahkannya, Provinsi Bali bali menargetkan 6,5 juta kunjungan wisman pada 2025. Demikian pula akan mengadakan 58 Calender of Event (COE) dan 9 usulan Karisma Event Nusantara (KEN) Nusantara pada tahun ini. “Kita tidak bisa sendiri dengan tantangan berat ini, pemerintah juga dengan anggaran berkurang kerja efisien biar semuanya berjalan dengan baik, sehingga semua pihak harus berkolaborasi,” imbuhnya. (Widiastuti/bisnibali)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *