I Wayan Sukarsa. (BP/Istimewa)

Oleh  I Wayan Sukarsa

 Inflasi merupakan kemerosotan nilai uang, menyebabkan naiknya harga barang-barang (KBBI). Inflasi memiliki kaitan dengan konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, pada saat permintaan (demand) lebih besar dari pada penawaran (supply), sebagai dampak dari ketidak lancaran distribusi barang.

Teori penawaran dan permintaan adalah penggambaran atas hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang.  Teori tersebut sangat penting menjadi model untuk melakukan analisis ekonomi makro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual, dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuatitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.

Model ini mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan dan penawaran. Definisi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Penawaran mempenaruhi Harga barang, Harga sumber produksi, tingkat produksi dan Ekspektasi/perkiraan.

Demand Pull Inflation adalah kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh adanya gangguan (shock) pada sisi permintaan barang dan jasa. Kenaikan permintaan barang yang tidak seimbang dengan kenaikan penawaran akan mendorong harga naik sehingga terjadi inflasi. Cost Push Inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya gangguan (shock) dari sisi penawaran barang dan jasa atau biasa disebut supply shock inflation, biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang disertai oleh turunnya produksi atau output.

Baca juga:  Lontar Usada dan Ketahanan Pangan

Peningkatan permintaan total (aggregate demand) menyebabkan kenaikan harga yang diikuti oleh penurunan penawaran total (aggregate supply) sehingga menyebabkan kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Interaksi antara bertambahnya permintaan total dan berkurangnya penawaran total yang mendorong kenaikan harga ini merupakan akibat adanya ekspektasi bahwa tingkat harga dan tingkat upah akan meningkat atau dapat juga karena adanya inertia dari inflasi di masa lalu. Menurut teori inflasi, disebabkan oleh Supply Side Inflation, dimana adanya gangguan (shock) dari sisi penawaran komoditas, yang ditandai dengan kenaikan harga   yang disertai oleh turunnya produksi atau output atau sesuai dengan hukum ekonomi bila penawaran turun dan permintaan tetap, maka harga akan meningkat.

Inflasi diukur dengan menghitung perubahan Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI): Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen, Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI). Indeks harga produsen adalah Indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi dan IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.

Baca juga:  Keberanian Intlektual bagi Demokrasi 

Indeks harga komoditas adalah Indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu. Indeks harga barang-barang modal Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.

Dari berbagai  indeks pengukuran yang mempengaruhi tingkat inflasi, dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun, inflasi sedang antara 10%—30% setahun, berat antara 30%—100% setahun, dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Tingkat inflasi dipengaruhi kejutan dalam kelompok barang, seperti bahan makanan (volatile food), membuat harga bergejolak tiba-tiba, akibat musim panen, gangguan alam, dan faktor perkembangan harga pangan domestik dan internasional. Dalam perekonomian inflasi tidak bisa dihilangkan tetapi dikendalikan agar tetap berada pada posisi aman, tetap seimbang antara penawaran dan permintaan, tidak mengganggu perekonomian, dan tetap berada dalam daya beli masyarakat meningkat.

Dalam menjaga dan mengendalikan  tingkat inflasi yang bersumber dari komuditas pangan, sektor Pertanian memiliki peranan strategis dalam penjaga ketersediaan yang sampai saat ini masih menjadi fenomena belum bisa ditanggulangi secara tuntas seperti beras, cabai merah, bawang merah, dan daging ayam ras.

Baca juga:  Paradigma Baru Kesehatan Masyarakat

Pemerintah dalam pengendalian inflasi  dapat melakukan upaya menjaga ketahan pangan dengan langkah preventif  dengan berbagai kebijakan  berupa kebijakan Non Fiskal, Non moneter, kebikan fiskal dan koordinatif secara terintegrasi melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Kebijakan Non Fiskal dan Non Moneter yaitu mempermudah masuknya barang dengan fasilitas distribusi, menstabilkan pendapatan masyarakat, operasi pasar murah, pangan murah, dan bantuan pangan, menetapkan harga maksimum melalui HET, dan pengawasan distribusi barang atau beras melalui sidak pasar.

Kebijakan fiskal melalui belanja APBD untuk menstabilkan harga beras, meningkatkan hasil produksi pertanian dengan berbagai kebijakan, pemberian subsidi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyediaan beras, pemberian ganti rugi bagi petani yang mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrim, bantuan langsung benih padi, bantuan langsung pupuk, dan bantuan alat pertanian, penanganan dan pengelolaan hasil pasca panen dengan membentuk Badan Usaha dalam menjaga ketersediaan pangan bagi masyarakat serta meningkatkan koordinasi dan sinergi lintas sektoral secara terintegrasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Satgas Pangan, Forkopimda dan dukungan pemerintah pusat.

Penulis adalah Analis Kebijakan pada Badan Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Badung

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *