
BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah warga Desa Jehem, Tembuku Kamis (13/2) mendatangi DPRD Bangli. Mereka menyampaikan kekhawatirannya terkait kondisi jalan penghubung Dusun Tambahan Kelod dengan Dusun Pembungan dan Pasekan.
Di lokasi tersebut, terdapat bahu jalan yang jebol. Jika tidak segera diperbaiki, warga khawatir kerusakan akan semakin parah dan mengganggu akses lalu lintas.
Perbekel Jehem, I Nengah Tesan Darmayasa mengungkapkan bahu jalan penghubung dusun tersebut jebol sejak 2019 lalu. Namun, hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah. Warga khawatir kerusakan jalan akan semakin parah.
Karenanya warga berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan tersebut demi keamanan dan kelancaran aktivitas sehari-hari.
Kata Tesan, jika jalan tersebut tidak segera diperbaiki dan kondisinya semakin parah, warga Dusun Pembungan dan Pasekan terancam terisolasi karena jalur tersebut merupakan satu-satunya akses yang dimiliki warga. “Atas kondisi itu masyarakat kami langsung menghadap untuk mencari jalan keluar agar tidak terjadi longsor apalagi musim hujan seperti sekarang,” terang Tesan.
Menanggapi aspirasi warga tersebut, Ketua DPRD Bangli, I Ketut Suastika ditemui wartawan usai memimpin pertemuan tersebut, mengakui bahwa pemerintah daerah belum dapat melakukan perbaikan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya perencanaan perbaikan dari Dinas PUPRPKim Bangli tahun ini.
Suastika menjelaskan bahwa sebelum perbaikan jalan dapat dilakukan, perlu adanya perencanaan terlebih dahulu, yang kemudian akan dilanjutkan dengan penganggaran. Untuk solusi jangka pendek, pihaknya mengajak warga untuk bergotong royong bersama Dinas PU membersihkan drainase di pinggir jalan untuk mencegah kerusakan semakin meluas. “Yang menyebabkan jebolnya adalah air. Karena itu kita dorong untuk gotong royong melakukan pembersihan drainase,” terangnya. (Dayu Swasrina/balipost)