Kadishub Kabupaten Gianyar, I Made Arianta. (BP/Wir)

GIANYAR, BALIPOST.com – Angkutan Siswa Gianyar Aman merupakan angkutan sekolah gratis program strategis yang dilaksanakan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gianyar. Seiring efisiensi anggaran yang dilaksanakan pemerintah Pusat, Dishub melaksanakan intensifikasi layanan termasuk efisiensi dengan mengoptimalkan serapan anggaran dengan penerapan GPS.

Kadishub Kabupaten Gianyar, I Made Arianta Minggu (16/2) mengatakan, pagu angkutan siswa Tahun 2025 Rp 25 milyar sementara 2024 pagunya Rp 20 milyar. Untuk tahun 2024 Dishub memasang 300 kuota armada, di 21 sekolah dari 27 SMP Negeri di Gianyar.

Baca juga:  KPU Bali Tetapkan DPT, Bawaslu Masih akan Lakukan Kawal Hak Pilih

Dijelaskannya, dari 300 armada tersebut belum terpenuhi karena masih ada beberapa trayek yang armadanya tidak terisi. Ini memang ketersediaan angkutan pedesaan sudah habis ikut dalam angkutan sekolah gratis. “Untuk mengisi trayek yang belum ada armadanya, Dishub mengupayakan efisiensi dengan mengintensifkan layanan,” ucapnya.

Arianta memaparkan untuk 2025 telah melakukan efisiensi agar angkutan siswa tidak hanya melayani 21 sekolah melainkan mampu melayani 27 sekolah. Salah satu solusi dengan mengintensifkan layanan armada.

Baca juga:  Menteri Kabinet Kerja Diminta Fokus Kegiatan Produktif dan Penciptaan Lapangan Kerja

Dicontohkannya, 2024 dua armada melayani satu trayek, sekarang efisiensi pasang satu armada saja sementara layanan double trip. Selanjutnya, Dishub mengalokasikan satu armada yang lain ke trayek yang lain. “Jadi sisi itu kita bisa melakukan efisiensi,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, efisiensi terbesar dilakukan Dishub Tahun 2024 mulai memasang GPS. Ini sebagai mekanisme pengawasan layanan angkutan sekolah dan sekaligus sebagai alat mengakurasi akuntabilitas pembiayaan. “Setelah di pasang GPS pada angkutan siswa ada efisiensi 7 persen,” tuturnya.

Baca juga:  Kejaksaan Buka Layanan Tilang di MPP Gianyar

Made Arianta menambahkan dulu sebelum ada GPS serapan anggaran angkutan siswa rata-rata lebih dari 92 persen. Setelah di pasang GPS serapan anggaran 85 persen sehingga ada selisih 7 persen sebagai efisiensi anggaran. Efisiensi terjadi karena akuntabilitas bisa dihitung dengan valid dengan GPS. “Sementara layanan bertambah kita intensifikasi itu memunculkan intensifikasi baru,” tegasnya. (Wirnaya/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *