
BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli mengambil langkah untuk mengurangi produksi benih ikan koi di Balai Benih Ikan (BBI) Sidembunut. Hal itu dilakukan lantaran pasar ikan koi mengalami penurunan peminat.
Kabid Perikanan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) kabupaten Bangli I Wayan Agus Wirawan mengatakan pengurangan produksi benih ikan koi mulai dilakukan pihaknya tahun ini. Pengurangan dilakukan akibat permintaan pasar sedang lesu.
“Tidak distop, kita hanya kurangi. Hanya seperempat yang sekarang kita kembangbiakan. Kalau pasar bagus, perkembangbiakan kita genjot,” kata Agus Wirawan, Rabu (19/2).
Pengembangbiakan koi mulai dilakukan Dinas PKP Kabupaten Bangli di BBI Sidembunut sejak 2021 lalu. Dengan populasi awal 6 indukan jantan dan 12 indukan betina, BBI Sidembunut kini telah menghasilkan benih ikan koi dalam jumlah yang melimpah.
Saat ini, BBI Sidembunut memiliki stok benih ikan koi dengan berbagai ukuran. Untuk ukuran 2-3 cm, tersedia sebanyak 1.150 ekor benih. Sementara itu, untuk ukuran 5-7 cm, tersedia sebanyak 500 ekor benih.
Agus Wirawan mengatakan pemasaran ikan koi dari BBI Sidembunut selama ini masih terbatas di lokalan Bali. Penghobi biasanya datang langsung ke BBI untuk membeli koi.
Selain itu, BBI juga mencoba menawarkan koi ke pasar burung Satria dan pasar-pasar lokal lainnya. Hanya saja tidak begitu banyak terserap.
Kata Agus Wirawan tren memelihara koi, tidak seperti tahun sebelumnya. Penurunan tren memelihara koi tidak saja terjadi di Bangli, namun juga terjadi di mana-mana.
Saat ini jenis ikan yang sedang tren dipelihara adalah ikan koki Bali. “Kabupaten lain di Bali juga sudah mulai mengembangkan koi, sehingga persaingan juga semakin ketat,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)3