Dokumentasi Ketua DPD Partai Gerindra Made Muliawan Arya atau De Gadjah saat diwawancara soal politik di Denpasar. (BP/Dokumen Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah mengomentari sikap sejumlah kepala daerah di Bali yang tidak mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang.

Ia menilai retret tersebut merupakan program Presiden Prabowo Subianto pascapelantikan kepala daerah pada Kamis, 20 Februari 2025, di Istana Negara.

Diduga, ketidakhadiran mereka disebabkan oleh instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar kepala daerah dari kader PDIP menunda mengikuti retret tersebut. Instruksi ini muncul di tengah situasi politik yang memanas, setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap dan perintangan penyidikan terkait Harun Masiku.

Baca juga:  Akan Dilantik dan Retret Seminggu di Akmil, Koster Ngaku Sudah Persiapkan Diri

De Gadjah menyatakan pentingnya kepala daerah mematuhi arahan presiden sebagai kepala negara yang dipilih oleh rakyat. “Intinya kepala daerah dipilih oleh rakyat, kepala daerah harus mengikuti instruksi dari Presiden. Kan ini program Presiden, seharusnya ya datang (ikut retret,red). Tapi kalau nggak datang, itu ya kembali lagi ke kebijakannya masing-masing. Mau mengikuti partai, silakan,” katanya.

Ia menolak berkomentar lebih lanjut soal ini. “Saya tidak komentar urusan internal partai, kalau urusan rakyat itu yang saya komentari. Nggih, kalau untuk urusan internal partai saya nggak komentar,” ujar De Gadjah, Sabtu (22/2). (Ketut Winata/balipost)

Baca juga:  Zona Merah Covid -19, Kodim 1619/Tabanan Bentuk Satgas ENFORCE Kerumunan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *