
DENPASAR, BALIPOST.com – Menjelang perayaan Nyepi, Kapolsek Denpasar Timur (Dentim) Kompol Ketut Tomiyasa bersama anggotanya berupaya menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Oleh karena itu kegiatan sambang ke balai banjar terus dilakukan tiap malam.
Targetnya 121 banjar bisa disambangi, terutama sekaa teruna teruni (STT) terkait turut serta menjaga keamanan. “Di Kecamatan Denpasar Timur ada tujuh desa dan empat kelurahan. Jumlah desa adatnya 12, 93 banjar adat dan 121 banjar dinas. Baru 30 banjar kami sambangi,” ujar Kompol Tomiyasa, Minggu (23/2).
Pada Sabtu (22/2) malam, Kapolsek Tomiyasa bersama anggotanya melaksanakan patroli dan sambang di STT Bina Putra, Banjar Laplap Tengah dan STT Putra Arya di Banjar Lalap Arya, Desa Penatih Dangin Puri. Saat bertemu anggota STT, ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban selama proses pembuatan dan pelaksanaan tradisi ogoh-ogoh.
Tomiyasa mengingatkan agar para yowana tetap menjunjung nilai-nilai budaya tanpa terlibat dalam kegiatan yang menyimpang seperti konsumsi minuman keras atau tindakan yang dapat mengganggu keamanan.
“Kami sangat mengapresiasi kreativitas dan kerja keras para yowana dalam mempersiapkan ogoh-ogoh. Kami juga mengingatkan agar tetap menjaga keamanan, menghindari perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dengan memasang CCTV di titik strategis guna mengantisipasi gangguan keamanan, mengingat pengalaman sebelumnya di mana beberapa ogoh-ogoh dirusak atau dibakar. Ia juga menekankan pentingnya komunikasi antara masyarakat dan Kepolisian, terutama melalui Bhabinkamtibmas, untuk segera melaporkan apabila ada potensi gangguan keamanan.
“Mari kita bersama menjaga tradisi dan makna suci hari raya Nyepi dengan mematuhi aturan yang telah ditetapkan, seperti pembatasan penggunaan sound system yang sudah diatur dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2024 Tentang Pelestarian Ogoh – ogoh,” ujarnya.
Menurutnya setiap peserta lomba ogoh-ogoh wajib menggunakan gamelan Bali atau instrumen tradisional dan tidak menggunakan sound system. “Artinya kita masih bertahan dengan Kebudayaan dan tradisi Bali sehingga harus ditaati bersama. Apabila itu dilanggar pasti akan ada saksi yang berlaku,” tegas mantan Kapolsek Gianyar ini.
Perwira melati satu di pundak ini mengingatkan situasi akhir-akhir ini banyak kejadian sampai mengakibatkan korban jiwa. Oleh karena itu jika tidak penting sekali, lebih baik jangan keluar malam.
Apabila ada permasalahan lebih baik selesaikan dengan baik-baik, jangan menggunakan emosi. “Lebih baik kita menghindari masalah. Jika adik-adik mengendarai kendaraan, tertiblah berlalu lintas, ikuti peraturan karena itu semua untuk kebaikan kita semua. Kecelakaan lalu lintas itu diawali dengan pelanggaran. Pakailah kendaraan sesuai standar, jangan diubah seperti knalpot brong dan itu sangat bising menggangu ketertiban serta kenyamanan,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)