Salah satu tempat penampungan sampah anorganik di areal pasar. Agar tidak kian menumpuk, sampah plastik akan diambil pengepul. (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Masalah sampah, terutama sampah pasar, masih begitu pelik di Klungkung. Terutama, saat TOSS Center kian kewalahan dan TPA Sente tetap tertutup untuk menerima sampah baru. Pemerintah daerah terus mencari cara untuk membereskan sampah dari areal pasar. Dari opsi untuk sewa lahan untuk menampung sampah hingga gerilya mencari para pengepul yang siap menampung sampah, terutama sampah plastik.

Kepala UPT Pasar, Komang Sugianta, Selasa (25/2), mengatakan, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan Dinas LHP (Lingkungan Hidup dan Pertanahan) Klungkung. Sampah yang sudah terpilah tetap akan dititipkan ke TOSS Center Karangdadi di Kusamba, terutama sampah organik. Ada juga opsi sampah organik di areal pasar diberikan kepada warga yang memohonkan untuk keperluan pupuk organik, seperti sampah dari buah yang tidak terpakai dan lainnya.

Baca juga:  Februari, Sampah di TNBB Capai Ton

Disinggung mengenai opsi akan sewa lahan untuk menampung tumpukan sampah, Sugianta menegaskan hal itu masih dalam pembicaraan internal. Koordinasi terus dilakukan sambil menunggu petunjuk dari atasan. Terutama untuk lahannya dimana, juga belum dibicarakan. Demikian juga untuk tenaga dan bagaimana biayanya. “Koordinasi internal masih kami lakukan, sampai dimana kita mampu (mengambil opsi sewa lahan). Soal opsi sewa lahan itu, opsi terakhir,” terang Sugianta.

Saat ini, UPT Pasar dikatakan masih mengandalkan dua armada untuk mengangkutan sampah di tiga pasar utama di Klungkung Daratan. Dua armada ini dikatakan masih cukup untuk melakukan pelayanan, terutama di Pasar Umum Galiran dan Pasar Semarapura, dengan mengatur sistem penjadwalan, meski diakui terkadang masih ada sedikit penumpukan untuk pengangkutan residu sampah.

Baca juga:  Bertambah Kasus Nakes dan Bocah Positif COVID-19 di Gianyar

Kembali rencana soal penyewaan lahan, ketimbang mengambil opsi terakhir itu, Sugianta mengatakan pihaknya masih memaksimalkan opsi lain, seperti mencari pengepul-pengepul plastik untuk bisa mengangkut sampah plastik. Pihaknya menawarkan sistem kerjasama agar pengepul bisa mengambil sampah pasar. “Saat ini sudah ada dua (pengepul) yang mau. Ini ada yang baru, setelah penjajakan. Dua pihak pengempul, hanya dibantu dikirimkan saja ke lokasinya,” tegasnya.

Dia menjelaskan, sistem kerjasamanya, sampah plastik di pasar dibeli oleh pihak pengepul. Namun pihak pasar tidak lagi memikirkan soal harga, yang penting sampah yang terus menumpuk bisa terkelola dan bersih dari areal pasar. Dulu, dikatakan sistem kerjasama dengan pihak pengepul sempat berjalan. Namun, setelah terjadi pandemi Covid-19, kerjasama dengan salah satu pengepul terhenti, karena terjadi masalah pada fluktuasi harga, biaya operasional serta kualitas bahan plastik. Sehingga kerjasama itu kemudian terhenti saat itu.

Baca juga:  Evakuasi Batang Kayu dan Sampah Kiriman dari Pantai Labuan Sait, Ini Dikerahkan

“Kami tinggal mencari (pengepul) khusus untuk di Pasar Galiran saja lagi satu, karena volume sampahnya disana cukup tinggi,” tegas Sugianta.

Disisi lain, berkaitan dengan sampah, pihak UPT Pasar juga sudah mengeluarkan imbauan terbaru kepada seluruh pedagang. Hal ini menindaklanjuti SE Bupati Klungkung tentang Pengelolaan Sampah Mandiri, pasca TPA Sente ditutup. Para pedagang pada los, kios dan pelataran diminta melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah yang sudah terpilah, akan diambil oleh petugas. Para pedagang juga kembali diingatkan untuk tidak membawa sampah rumah tangga di dalam rumah, untuk dibuang ke areal pasar. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *