
DENPASAR, BALIPOST.com – Pengembangan sumber daya manusia di era kecerdasan buatan (AI) harus berfokus pada pembangunan karakter. Demikian terungkap dalam seminar bertajuk “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang digelar Sabtu (1/3) di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar.
Pembicara dalam seminar ini yang merupakan Pendiri Bamboomedia, Putu Sudiarta3 mengatakan di era AI, pengembangan SDM perlu ditekankan pada soft skill dan membangun karakter. “Di era AI ini, pengembangan SDM atau pendidikan itu mesti step back (kembali) ke inti dari manusianya itu sendiri. Jadi kembali kepada kebiasaan, soft skill, dan hal-hal yang sifatnya lebih kepada membangun karakter dari siswa,” ujarnya.
Sudiarta juga memperkenalkan sebuah platform digital yang dapat membantu implementasi program ini. “Kami melihat peluang untuk memanfaatkan teknologi dalam mendukung keberhasilan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Ada fitur bernama “SpeedTask” yang dapat digunakan oleh siswa, guru, dan orangtua untuk membangun kebiasaan positif yang akan berkembang menjadi karakter mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dengan perkembangan teknologi, keterampilan berpikir dan mengingat kini mulai banyak digantikan oleh mesin. Sehingga, yang lebih penting adalah bagaimana siswa memiliki ketangguhan mental, pengaturan waktu yang efektif, serta keterampilan interpersonal yang baik.
Peserta seminar yang mayoritas terdiri dari guru SD dan SMP diperkenalkan dengan cara penggunaan aplikasi sebagai alat bantu dalam mendidik siswa. “Kami berharap para guru dapat melihat bahwa mereka terbantu dalam membangun karakter siswa. Tidak harus menggunakan cara konvensional seperti catatan kertas, tetapi dengan metode yang lebih interaktif dan menyenangkan,” ujar Sudiarta yang merupakan praktisi IT ini.
Sudiarta menawarkan pelatihan lebih lanjut bagi para guru yang ingin menerapkan metode ini di kelas mereka. “Jika ada kendala teknis, kami siap memberikan pelatihan singkat di kantor kami agar para guru bisa lebih mudah mengimplementasikan metode ini dengan baik,” pungkasnya. (Andin Lyra/balipost)