Pertemuan Polres Jembrana dengan instansi terkait dan tokoh masyarakat di Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (6/3) sore. Salah satunya paparan terkait antisipasi pemudik yang belum dapat menyeberang saat Nyepi. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Polres Jembrana melakukan koordinasi di sejumlah warga dan tokoh masyarakat di sepanjang jalan Denpasar-Gilimanuk, terkait pengaturan lalu lintas saat arus mudik dan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi. Salah satu yang menjadi antisipasi, kemungkinan adanya pemudik yang terjebak di perjalanan karena penutupan Pelabuhan Gilimanuk saat pelaksanaan Nyepi, 29 Maret 2025.

Polres memetakan sejumlah tempat termasuk Polsek-polsek untuk menampung pemudik yang masih dalam perjalanan. Termasuk di Gilimanuk yang biasanya terjadi kemacetan. Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto, dalam pertemuan bertajuk Rindu Ramadhan (SafaRI Ngaji DUkung Kamtibmas di Bulan Ramadhan) Kamis (6/3) sore di Kantor ASDP Gilimanuk melakukan komunikasi dengan masyarakat untuk mendengar langsung permasalahan yang ada. Terutama terkait pengamanan arus mudik dan perayaan Nyepi.

Baca juga:  Eksekusi Hotel White Rose, Kuasa Hukum Termohon Sebut PN Denpasar Sewenang-wenang

Kapolres Jembrana dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah instansi terkait serta tokoh agama dan tokoh masyarakat Gilimanuk menekankan pentingnya koordinasi lintas sektoral mengantisipasi potensi gangguan Kamtibmas akibat lonjakan pemudik yang melintasi wilayah Gilimanuk.

Kapolres memastikan pihak kepolisian siap memberikan tempat penampungan bagi pemudik yang belum dapat menyeberang. “Kantor Polsek dan Polres akan dijadikan lokasi sementara untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, beberapa masjid di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk juga kami sambangi dan koordinasi agar bisa ikut memberikan layanan ini,” terangnya.

Bendesa Gilimanuk, I Nengah Naya, menyampaikan bahwa rangkaian Nyepi di Gilimanuk akan tetap menggunakan jalur utama untuk kegiatan Melasti pada 26 Februari 2025.

Baca juga:  4 Juli, Kuis KBS Peduli Pendidikan Tayang Perdana di Bali TV

Selain itu, pengarakan ogoh-ogoh pada 28 Februari juga direncanakan melewati jalur utama karena dinilai lebih longgar dari antrean mudik. Ia meminta dukungan pengamanan dari aparat kepolisian agar perayaan tetap kondusif.

Sementara, Ketua Takmir Masjid Al Mubaraq, Ustaz Saifudin, menegaskan pentingnya menjaga toleransi selama arus mudik dan perayaan Nyepi. Ia juga menawarkan penggunaan fasilitas masjid dan mushola bagi pemudik yang tertahan akibat penutupan pelabuhan pada 29 Maret 2025 pukul 06.00 WITA.

GM PT. ASDP Indonesia Ferry, Yanny Andrianto, menyampaikan ASDP telah menyiapkan langkah antisipasi guna mengatasi lonjakan pengguna jasa penyeberangan. Meskipun antrian tak bisa dihindari, ia menegaskan bahwa pelayanan akan tetap dimaksimalkan demi kenyamanan pemudik. Isu lain yang dibahas adalah dampak lingkungan dari mudik Lebaran, termasuk peningkatan volume sampah dan debu di sekitar terminal kargo.

Baca juga:  Nelayan Perahu Selerek Kesulitan Peroleh BBM Subsidi

Kapolres Jembrana menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi untuk menangani permasalahan ini. Terkait pemasangan CCTV, ia menyampaikan bahwa saat ini prioritas diberikan untuk Operasi Ketupat Agung 2025, dengan harapan ke depan dapat dipasang secara permanen di titik-titik strategis. Pertemuan ini menurutnya juga mempererat silaturahmi dan membangun sinergi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), khususnya dalam menghadapi musim mudik Lebaran dan perayaan Nyepi 2025. (Surya Dharma/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *