"Sang Landean" dalam proses penggarapan untuk diarak saat malam Pangerupukan di Banjar Kedisan Kaja, Tegallalang, Gianyar. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Menjelang Hari Raya Nyepi, semangat para remaja yang tergabung dalam Sekaa Teruna (ST) Mekar Bhuana, Desa Kedisan, semakin berkobar mempersiapkan ogoh-ogoh yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi perayaan Nyepi di Bali. Tahun ini, mereka mengusung tema “Sang Landean”, sosok raja yang merepresentasikan kerakusan dan keserakahan tanpa batas.

Ketua ST. Mekar Bhuana, I Pande Made Oka Krisna (24), menjelaskan bahwa ogoh-ogoh ini terinspirasi dari cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun tentang seorang pemimpin yang tidak patut untuk diteladani. “Kepalanya botak mengilap, perutnya buncit seperti gentong keserakahan. Wajahnya menggambarkan sad ripu yang menjalar, hanya memikirkan isi perut sendiri sementara rakyatnya menderita. Ini adalah cerminan dari pemimpin yang tidak memiliki welas asih,” ungkapnya saat diwawancarai via telepon, Jumat (7/2).

Baca juga:  Endek "Surface Design" Jadi Souvenir Delegasi IMF

Saat ini, pengerjaan ogoh-ogoh “Sang Landean” telah mencapai 80 persen dan memasuki tahap finishing, dengan fokus utama pada proses pengecatan agar detailnya semakin hidup. Namun, di balik semangat yang membara, para pemuda Banjar Kedisan Kaja juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pendanaan.

“Kendalanya ada di dana. Semua biaya berasal dari kas STT, urunan anggota, dan bantuan dari donatur masyarakat sekitar. Selain itu, karena banyaknya kegiatan STT tahun ini, kami belum bisa membuat fragmen tari untuk mengiringi ogoh-ogoh saat pengarakan,” kata Oka Krisna.

Baca juga:  Ngamuk di Warung Minum, Dua Korban Luka Berat

Meski demikian, semangat dan antusiasme para pemuda tetap tinggi dalam menyelesaikan karya seni yang sarat makna ini..Sebagai ketua STT, Oka Krisna berharap agar perhatian pemerintah terhadap ogoh-ogoh semakin meningkat, terutama dalam aspek pendanaan.

“Kami ingin agar proses penyambutan Pangrupukan mendapat lebih banyak atensi dari pemerintah. Sebab, selain fokus dalam pembuatan ogoh-ogoh, kami juga harus memikirkan sumber dana yang cukup besar,” tambahnya.

Baca juga:  Anggap Prospektif, Perajin Bordir di Tabanan Ingin Belajar Tenun Endek

Selain itu, ia juga berharap pengarakan ogoh-ogoh nanti dapat berjalan dengan lancar dan damai sesuai dengan tujuan utamanya, yaitu menetralisir energi negatif (nyomya bhuta kala) sebelum menyambut Hari Raya Nyepi.

Dengan semangat gotong royong dan kreativitas tinggi, ST. Mekar Bhuana siap menghadirkan ogoh-ogoh yang tidak hanya megah dari segi visual, tetapi juga kaya akan pesan moral bagi masyarakat. (Agus Pradnyana/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *