Ravindra Singh. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 300-500 kg makanan dari hotel di Bali hampir terbuang setiap harinya. Makanan tersebut diantaranya merupakan makanan sisa prasmanan makan pagi hotel yang tidak habis dikonsumsi oleh tamu. Data ini diungkap pria berkebangsaan India, Ravindra Singh saat ditemui Jumat (14/3) di Sanur.

Ravindra yang mengungkap data ini melakukan kampanye pengurangan kemubaziran makanan bekerja sama dengan Scholar of Sustenance (SOS) Indonesia, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pengurangan kemubaziran pangan dan kelaparan. Lewat kerja sama ini, ia mengajak semua pihak untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kemubaziran pangan dan ikut terlibat dalam upaya global mengurangi kelaparan.

Baca juga:  Dituding Cuek Soal Pagar Laut di Serangan, DKP dan Satpol PP Bali Membantah

“Kami melihat langsung secara nyata di lapangan apa dampak pariwisata terhadap masyarakat setempat. Bekerja sama dengan Scholars of Sustenance Indonesia, kami diberikan ruang untuk membantu membuat dampak pariwisata yang positif, menyalurkan makanan yang akan terbuang menjadi berkah pangan bagi yang membutuhkan. Ini adalah konsep sederhana yang justru mampu berdampak perubahan yang bermakna,” ujar GM Intrepid DMC Indonesia ini.

Menurut Data Administration Officer SOS Indonesia Ni Luh Putu Juniari banyak panti asuhan yang kurang bahkan belum mendapat dukungan makanan setiap harinya. Maka dari itu pihaknya berupaya melakukan pemerataan gizi dengan menyalurkan makanan berlebih ke orang yang membutuhkan.

Baca juga:  Mohon Bawa Senter Cahaya

Ada 100 hotel dan retailer yang siap memberikan makanan berlebih terutama breakfast prasmanan berlebih. Per hari, ada sekitar 300 – 500 kg makanan siap makan dikirim pada mereka yang membutuhkan. Bahkan jika donasi diberikan dalam bentuk mentah, makanan yang tersedia bisa mencapai 1 ton per harinya.

Untuk makanan mentah (raw food) seperti sayur dan beras, pihaknya perlu mengolahnya terlebih dahulu sebelum dibagikan. “Setiap hari kami mengambilnya dari hotel-hotel dan kami sudah ada jadwal pengambilannya oleh tim kami. Paling banyak dari hotel bintang 4 dan 5 di Bali Selatan, dan 8 hotel di Ubud,” ujarnya.

Baca juga:  Dari Prihatin Kondisi Keluarga Ketut Merta hingga Dua WNA di Bali Ajukan Permohonan Pindah Jadi WNI

Ia menegaskan bahwa makanan tersebut merupakan makanan yang masih layak makan dan disortir kelayakannya sebelum didistribusikan. Ada sekitar 50 panti asuhan di Bali yang setiap harinya mendapat kiriman makanan dari SOS.

Makanan juga didistribusikan ke penyandang disabilitas, YPAC, YPAK, masyarakat berpenghasilan rendah (low income), dan kelompok rentan lainnya. “Ada komunitas pemulung di area Kertalangu, kadang ketika kita tidak sempat kirim ke sana, mereka yang mengambil, kita sudah bungkuskan,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *