
GIANYAR, BALIPOST.com – Di depan gang-gang di Seputaran Jalan Utama Gianyar masih terlihat pemandangan tumpukan sampah yang belum terpilah. Permasalahan sampah organik ini mesti dipecahkan bersama warga Gianyar di tingkat rumah tangga melalui penerapan pola tebe modern.
Sekretaris Komisi IV DPRD Gianyar, I Wayan Swarjaya Kamis (20/3), mengatakan, sampah di tingkat rumah tangga lebih dari 50 persen merupakan sampah organik sampah daun dan sampah basah atau limbah dapur. Pengolahan sampah organik ini tidak boleh dibebankan pengolahannya di satu titik Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce Reuse dan Recycle (TPS3R).
Ia menjelaskan, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pemimpin di tingkat desa sampai di tingkat banjar wajib memberikan contoh pengolahan sampah organik melalui tebe modern. TPS3R tidak akan bisa menyelesaikan semua masalah sampah dari ribuan masyarakat desa.
Swarjaya memaparkan solusi penanganan sampah organik salah satunya dengan pembuatan tebe modern dalam bentuk sumur kedalaman sekitar 2 m dengan memanfaatkan halaman pekarangan rumah. Dengan sistem Tebe modern untuk menampung sampah organik, masyarakat bisa gotong royong menyelesaikan sampah organik. “Tebe modern ini termasuk berfungsi sebagai sumur resapan saat musim penghujan,” ucapnya.
Dipaparkannya, jika diperhitungkan secara ekonomi masyarakat menengah ke atas tentunya diharapkan bisa mengupayakan pembuatan kompos secara mandiri ini. Hanya saja untuk masyarakat menengah ke bawah, mesti diupayakan pembuatan tebe modern menggunakan bantuan dana desa.
Politisi PDI Perjuangan Dapil Sukawati ini menekankan dengan pembuatan komposter alami masyarakat akan mampu menyelesaikan masalah sampah organik secara mandiri. Contoh masyarakat Cemenggon Sukawati rata- rata sudah mampu menyelesaikan sampah organik dengan pola atau sistem tebe modern.
Wayan Suarjaya menegaskan, sudah saatnya masyarakat Gianyar membiasakan mengolah sampah secara mandiri. “Pekarangan rumah ASN sampai kepala desa/ kepala dusun dan warga Gianyar wajib memiliki dua Tebe modern guna mengolah sampah organik secara mandiri,” tegasnya. (Wirnaya/Balipost)