
Oleh Erry Trisna
Motif Lubeng menjadi topik talkshow acara Serambi Bank Indonesia KPw Bali, Rabu (5/3) di Renon. Dari meja bundar, saya menyimak makna motif Lubeng dengan konsep jaga satru. Konsep penjagaan wilayah desa dari empat arah mata angin yang dilambangkan dengan kalajengking. Seketika pandangan saya pun tertuju pada kain tenun yang terpajang di panggung talkshow.
Dengan lugas dan tuntas dibedah terkait makna motif yang digunakan pada uang Rupiah pecahan 75.000 oleh narasumber. Motif Lubeng merupakan motif asli Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem Bali yang ditenun menggunakan teknik dobel ikat dan memerlukan waktu produksi selama 2-5 tahun.
Jika saja, saya tidak ikut dalam Serambi ini, tentu tidak tahu informasi tersebut. Memang seyogyanya perlu mencari informasi secara mandiri. Dengan peran sebagai pendidik, apa yang dapat dilakukan?
Mata uang merupakan media yang mampu mengkonstruksi nasionalisme. Helleiner (2005) mengungkapkan bahwa mata uang dalam sebuah territorial mampu membangun kesepahaman, kesatuan, dan nasionalisme melalui penyampaian simbol-simbol kedaulatan negara di dalam mata tersebut.
Begitu pula dengan uang Rupiah, terdapat simbol yang memiliki maknanya masing-masing. Simbol-simbol yang ditampilkan secara visual mengandung pesan untuk dimaknai oleh seluruh masyarakat. Uang Rupiah merupakan dokumen sejarah dan budaya bangsa Indonesia, nilai sejarah, pahlawan, perjuangan, pengorbanan, dan juga kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia (nasionalisme).
Tidak hanya sebagai alat transaksi, uang Rupiah sebagai pengingat jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan. Simbol pahlawan nasional merupakan simbol utama yang hadir pada bagian depan uang Rupiah.
Sesuai UU Nomor 20 Tahun 2009, gelar pahlawan nasional diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.
Dari lembaran uang Rupiah, kitapun mengenal pahlawan nasional diantaranya: Soekarno dan Mohammad Hatta. Sam Ratulangi, Raden Djoeanda Kartawidjaja, Frans Kaisiepo, Idham Chalid, Mohammad Hoesni Thamrin dan Cut Meutia untuk TE 2022.
Sebagai lambang persatuan Indonesia, Rupiah memiliki desain memuat budaya, tarian, alat musik, ornamen nusantara, dan warisan adat yang menjadikan Rupiah sebagai miniatur keragaman Indonesia. Uang Rupiah tidak hanya sekadar alat pembayaran, melainkan cerminan kekayaan budaya dan alam nusantara di Indonesia.
Pada uang Rupiah pecahan 75.000 terdapat tiga jenis kain/motif batik yang digunakan. Selain tenun Gringsing, ada batik Kawung dan Songket. Songket merupakan salah satu motif awal kain songket khas Sumatera Selatan. Songket melambangkan kemakmuran, kemewahan, kesantunan, kehormatan, sekaligus penghormatan (IG @bank_indonesia). Dengan melihat berbagai motif batik dalam uang Rupiah kertas, audience dapat memaknai bahwa motif batik sebagai warisan budaya Indonesia, sehingga pesan untuk cinta budaya Indonesia semakin mendalam.
Keragaman Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke perlu dikenalkan kepada masyarakat melalui edukasi. Dalam hal edukasi, guru memiliki peran penting dalam mengenalkan budaya melalui uang Rupiah. Kegiatan yang dapat dilakukan guru sebagai berikut.
Pertama, mengenalkan tarian daerah. Seperti halnya tokoh pahlawan, dan motif kain, pada desain uang Rupiah juga memuat tarian daerah. Kedua, melatih kreativitas murid. Uang Rupiah juga memuat tempat wisata alam yang ada di Indonesia seperti Tempat Wisata Alam Raja Ampat, Taman Nasional Komodo, Derawan, Taman Nasional Wakatobi, Gunung Bromo, Ngarai Sianok, dan Banda Neira. Murid dapat diajak menggambar ulang tempat wisata yang ada. Ketiga, mengajarkan sejarah dan Pancasila. Guru dapat menceritakan sejarah dan perjuangan pahlawan nasional.
Semoga upaya ini dapat membantu siswa mengenal, menghargai kekayaan budaya Indonesia yang tercermin dalam uang Rupiah. Uang Rupiah merupakan simbol sejarah dan budaya Indonesia. Dengan menyadari makna simbol, masyarakat diharapkan semakin cinta, bangga, dan paham pentingnya menjaga Rupiah. Menjaga Rupiah merawat negara Indonesia.
Penulis, Pendidik, tinggal di Sempidi, Bali